Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Memandang ke langit
ilustrasi memandang ke langit (pexels.com/Vintxg Rikoz)

Kita terlalu sering mengira gelap itu abadi
Padahal hanya mata yang menolak terbuka
Langit tetap biru di balik segala bising
Hanya pandangan kita yang memilih tertutup debu

Berapa kali kita menuduh takdir bisu
Sementara doa sendiri jarang benar-benar tulus
Kita sibuk meminta tanda
Tapi takut membaca diri sebagai jawabannya

Langit tak pernah benar-benar jauh
Yang jauh hanyalah kesadaran bahwa ia selalu ada

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team