Di lembah fana, waktu tumbuh seperti lumut
Menyelimuti batu-batu sunyi yang tak pernah bertanya
Tentang arah angin, tentang langkah gugup,
Tentang luka yang tersimpan abadi
Langit menggantungkan napasnya pada awan rapuh
Ragu menurunkan hujan membasuh
Jejak langkah menyimpan catatan abadi
Berjalan di antara bisik daun-daun renta
Mendengar cerita tentang mimpi tumbang
Seperti pohon tua menyerah pada angin
Fana menari tanpa segan
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Lembah Fana

ilustrasi menatap gunung (pexels.com/Ivan Larin)
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorYudha
Follow Us