Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pigmen warna (pexels.com/FreeCreativeStuff)

Matamu bak secangkir racun
Lelaki yang tak skeptis lekas meneguk tanpa ragu, termasuk aku
Kegamangan akan sirna karena birahi yang mendidih
Sebab, matamu laiknya semburat jingga yang bergelayut di langit biru
Yang mampu membuat mata tak berkedip karena keanggunan

Di balik bibir merahmu seutas senyum kau sunggingkan
Kau mencoba merayuku dengan sebait kalimat yang lirih
Lalu, mencoba mendekapmu, aku memilih mengelak
Kau menyelami aku, sang lelaki yang tak pandai menyimpan duka

Di dasar relung jiwaku, kau menemukan sejuta lara yang telah bermusim
Kemolekan tubuhmu menyangsikan aku yang sedang berpuasa menahan nafsu
Akhirnya aku tak kuat menahan godahan dan memilih terhempas di jurang dosa 
Lalu, mencumbuimu tanpa ampun dan canggung
Malam itu, dua anak manusia asyik berpelukan dan berciuman tanpa ikatan perkawinan

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team