Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Meringkuk di Samping Perapian

ilustrasi meringkuk di samping perapian (pexels.com/ArtHouse Studio)

Kala itu, sekujur tubuhku lebam
Noda merah menghiasi baju kusut
Percikan air mata membasahi pipi
Serta kaki tak beralas bergetar hebat 

Katamu, akan menjemput di kafe itu
Maka kuturuti semua pesan janjimu
Kumasuki tempat bercat hitam merah
Bernuansa sendu tepat di tepi kota 

Kutanya namamu pada orang di sana
Semua menggeleng, seolah itu asing
Aku meringkuk di samping perapian
Jika di kursi, mereka melirik hina 

Aku yang begitu lusuh dan kumal
Berjam-jam menunggu janji hadirmu
Tak terasa waktu menunjukkan nol-nol
Dan bara api perapian itu pun padam 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us