Kertas putih berbaring
Seperti laut tanpa angin
Sunyi menggigil di palung makna
Menusuknya dengan pena
Sebuah kompas patah mencari utara kata
Di tiap gurat, darah imaji mengalir perlahan
Menjadi nadi berdenyut di tubuh kertas
Kata berbaris seperti semut lapar,
Waktu mencair di tepi kalimat
menjadi lilin menangis merajuk malam
Rindu menjelma kabut
Buram, asal jangan meredup
