[PUISI] Bukan Pemeran Utama

Mereka menikamku dengan belati,
Mengacuhkan ronta yang kurapalkan tanpa henti
Lalu mengulanginya berkali-kali
Hingga bersahabat dengan sepi
Dan saat kupilih membekap kata
Terpekur dalam caci yang menggila
Riuh suara benarkan praduga
Tak indahkan nanar yang hilang cahaya
Lalu, tenggelam aku dalam ribuan tanya
Benarkah ucapku tak pantas menghirup udara?
Salahkah bila aku memohon iba?
Atau haruskah berhenti mengucap semoga?
Mungkin, kuhapus sajalah namaku
Sebab dialog mulai kehilangan tinta
Dan akulah satu-satunya lakon tersisa
Toh, aku memang bukan pemeran utama
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.


















