Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pria yang sedang sendiri (unsplash.com/Cristofer Maximilian)
ilustrasi pria yang sedang sendiri (unsplash.com/Cristofer Maximilian)

Kuukir luka di dalam dasar hati
Hingga waktu letih meratapi
Aku mencintai seperti hujan mencumbu tanah
Tapi selalu jatuh pada gurun yang menolak basah

Lengkung senyumku perlahan menghilang
Entah berapa kali aku hancur dalam sunyi
Entah berapa kali aku menelan kecewa
Namun aku tetap mencoba percaya

Perasaan yang mulai mati perlahan
Aku yang terlalu hancur untuk dibentuk kembali
Namun datang sebuah harapan
Garis waktu yang mempertemukan kita

Ada kehangatan dalam setiap senyummu
Ragu yang dulu mengikat kini terurai
Ia yang kutunggu bukan dalam angan
Bukan dalam doa yang samar atau mimpi malam

Untuk pertama kalinya aku merasa lega
Aku tak perlu lagi menyembunyikan luka
Namanya terukir indah di dalam puisi ini

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team