Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pekerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Aku mempunyai mimpi untuk bekerja
Di sebuah kantor yang paling menantang 
Dan penuh dengan bahaya
Sebagai gambaran untuk kamu bayangkan
Inilah yang bisa aku jelaskan mengenai mimpiku:

Setibanya di gerbang kantor
Penjaga akan menyingkirkan kawat duri yang menghalangi
Lalu memberi salam ataupun hormat
Sementara aku duduk manis di dalam mobil
Tanpa mau menyapa mereka sedikit pun

Setibanya di parkiran
Aku akan melihat penjaga gerbang kerepotan
Memindahkan kawat duri agar tidak ada perusuh
Yang menuntut ini itu kepadaku
Dan rekan-rekan kerjaku

Setibanya di dalam ruangan ber-AC
Aku akan duduk manja dan meminta dibuatkan kopi
Pada petugas yang selalu bisa aku suruh kapan pun
Dengan sesekali melihat agenda kerja harian
Dan menutupnya kembali tanpa rasa bersalah

Setibanya di siang hari
Aku akan terkejut karena waktu berlalu begitu cepat
Sementara mataku berusaha untuk bangun dari mimpi
Yang begitu indah dan menenangkan
Dengan kopi yang mulai dikerumuni semut

Dan setibanya di waktu petang
Aku akan pulang dengan pengawalan yang sangat ketat
Sebab kawat duri mulai diobrak-abrik
Suara saling bersahut meneriakkan ketidakadilan
Dan batu-batu berjatuhan tak beraturan

Setelah aku menyampaikan mimpi itu
Bapakku berkata bahwa aku tidak pantas
Untuk menjadi orang angkuh, bodoh,
egois, picik, matre, dan pemalas
Karenanya, kini aku merasa malu pernah memiliki mimpi itu

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks

Editorial Team

EditorRidlo M