Menyergap netra yang lugu
Menyuguhkan barisan pesona semu
Lihat suara manusia berdecak kagum
Pada pesona validasi dan jemawa
Kau, dan popularitasmu
Validasi yang dibanggakan
Kelak akan terpatahkan
Kala merasa paling mulia
Semesta punya cara mengirim teguran
Pada popularitas yang tak selalu laku
Akan ada makhluk, dengan netra tajam
Menyapu seluruh percikan warna semu
Jadi, apa yang kau banggakan?
Validasi itu tak akan laku
Jemawa pada akhirnya terlunta
Luruh, percikan warna terbasuh
Sejatinya kau masih rapuh