[PUISI] Memanggil Namamu dari Balik Jendela Luka

Langit gelap menyelimuti hari
Angin berbisik, perlahan menyusupi
Rintik hujan jatuh tak terelak
Seperti ingatan yang kembali menyeruak
Dalam basah itu, kau hadir samar
Senyummu hadir, lembut tapi menusuk
Aku terpaku di balik jendela
Membaca dirimu lewat bayang air mata
Kau tak tahu, aku masih menunggu
Pada tiap tetes yang mengetuk waktu
Hujan membawaku ke lalu yang redup
ke pelukanmu yang kini mengendap senyap
Perlahan aku belajar melepas
Meski hatiku masih memanggil lemas
Rasa itu mulai retak diam-diam
Disapu hujan, ditelan malam
Dan ketika langit berhenti menangis
Aku sadar, ini cuma kisah manis
Yang tak lagi bisa kugenggam erat
Sebab kau pergi ... tak sempat berpaling sesaat
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.