Di ambang jendela itu, pesawat kertas terlempar jauh
Terbang dengan gagah bersama hembusan angin lalu
Tiap lipatannya membawa asa yang tiada meragu
Perlahan, biasa, tanpa banyak daya
Ia bermula dari genggam tangan kecil yang kerap rapuh
Yang di telapaknya terlukis banyak goresan luka
Karena pahitnya realita, keadilan yang tak terdengar suarnya
Biadabnya dunia, atau parahnya titah kuasa
Kadang, orang perlu berjuang lebih keras dari yang lainnya, bukan?
Dari mereka yang punya hak istimewa
Dari mereka yang berpayung di bawah kendali
Atau dari mereka yang beruntung katanya tapi banyak berkorbannya
Pesawat kertas terus melaju
Bak membawa pesan perihal keberanian dan keyakinan
Yang takkan pernah padam masanya
Dan tangan kecil itu akan terus melipat mimpi-mimpi baru
Sebanyak sayap yang usang setelah terjatuh
Maka, keluk kertas itu akan terus mengudara
Meninggi, tapi bukan untuk serakah
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Pesawat Kertas

ilustrasi pesawat kertas (pexels.com/Ediprastyo)
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editorial Team
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us