Puisi membantuku melalui fase penerimaan
Di dalamnya aku menciptakan pengakuan
Bahwa kerapuhan bukanlah kelemahan
Hanya rasa yang patut untuk dibawa dalam dekapan
Aku pun belajar, kelamnya hati
Bukan pertanda awal dari malapetaka
Hanya keruntuhan yang tak lagi perlu bersembunyi
Cukup biarkan dia hadir, sampai cahaya sudi untuk beri hangatnya
Alih-alih hampa, aku lebih suka begini saja
Jujur soal emosi yang mengusik melulu
Senang, sedih, sepi, lelah, marah adalah bagian dari diriku
Tak akan kutolak, justru kuizinkan singgah,
mewarnai hari-hariku dengan segala bentuknya