[PUISI] Rumah untuk Kembali

Di saat semua orang menanti waktu untuk pulang
Aku hanya mampu duduk termenung dalam rasa bimbang
Haruskah aku juga beranjak pergi?
Namun, bukankah tak ada yang menanti?
Ya, kata keluarga yang tabu bagi diri ini
Aku yang tak memiliki rumah untuk kembali
Rasanya begitu menyesakkan hidup sendiri
Entah sudah berapa purnama yang ku lewati dengan sunyi
Namun, aku tak pernah iri
Hanya saja aku tak tahu rasanya dinanti
Melihat mereka bahagia aku pun turut senang
Semoga mereka bisa menjaga orang yang mereka sayang
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.