Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
freepik/freepik
freepik/freepik

Sekian purnama aku menjadi rumah untukmu pulang

Kutunggu ragamu datang meski kamu sibuk berpetualang

Tidak pernah kutaruh keraguan bahkan perasaan bimbang

Kurelakan seluruh detik berhargaku hilang dan terbuang

Katakan padaku apa rasa sayangku masihlah terasa kurang

 

Bukan lagi perkara sabar

Hatiku sudah kebal meski kamu sukar bertukar kabar

Bagiku perihal tentangmu tak pernah berubah hambar

Hingga dusta-dustamu berubah wujud menjadi sebuah bencana besar

Seolah menyulut api panas liar berkobar

 

Kala itu badai datang bersama mentari yang bersinar cerah

Ragaku tegar hatiku pecah

Butir air mataku seperti memaksa-maksa meminta tumpah

Beserta hamparan kenangan dan janji manis serupa sampah

Terbuang bersama lembaran kisah rumpang yang membasah

 

Canda tawa berdua kini hanya candu dalam kepala

Berkeliaran bagai debu jalanan yang tidak tahu tujuannya harus kemana

Kemudian berakhir bagai ilalang yang sengaja dibakar habis

Menjelma layaknya asap pekat yang siap sisakan tangis

Bolehkah aku menanyakan satu hal sederhana,

Bagaimana lucunya saat cinta kamu jadikan bahan bercanda?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

Editorerwanto