Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pixabay/StockSnap

 

Menengahi mentari dan rembulan yang berebut tahta

Batas antara terang dan gelap

Memberi warna jingga pada langit cerah

yang akan segera berubah menjadi kelam bersama malam

Di batas senja kita bertemu

Menuliskan sebuah cerita singkat

Sesingkat takdir menjemputmu untuk pulang

Langit senja memberi warna pada cerita kita

Sebelum air mata menjemput rinduku padamu

Melepasmu kembali pada Sang Pencipta

Di batas senja aku menyimpan rasa kehilangan

Meletakkan setiap kenangan yang kita rangkai bersama

Walau pagi datang aku duduk bersama mentari

dan keika malam datang membawa iringan bintang bersama bulan

Tetap saja aku selalu menantikan senja

Jingga menjadi tempat kita bernaung dalam kenangan

Di batas senja kau tertawa 

Di batas senja kau menangis

Di batas senja kau menahan rasa sakit

saat takdir menjemput malam

Seketika jantungmu berhenti berdetak

Tapi bukan bulan yang menjadi saksi kepergianmu

Kau memilih mentari yang menjemput takdirmu

Ketika napasmu pun berhenti berhembus, seiring dengan jantung yang tak lagi berdetak

Kau mengisyaratkan agar aku bernaung pada sinar mentari

Jangan bersembunyi di batas senja bersama kenangan

Ini perhentianmu

Mengakhiri cerita sekilas dalam naungan senja

Menyisakan kenangan untukku yang masih melanjutkan hidup dibawah mentari.

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team