Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Sekarang dan Semua yang Terlewatkan

ilustrasi pagi berkabut (pexels.com/Mehmet Turgut Kirkgoz)
Yang seindah kabut pagi
Meski samar aku nikmati
Bagai jutaan tetes embun yang jatuh berkali-kali
Kubiarkan saja ke mana angin membawaku kali ini
Bertaruh pada kata mereka, tanpa menuntut perkara
Kapan dusta akan berhenti mengudara
Dan hujan pun sudah lama tertahan
Bersama awan hitam yang pergi dengan enggan
Letih kepada diri yang masih saja keras kepala
Untuk selama hidup ini belum jua kujumpai matahari
Hanya sinar redup yang tahu akan mati, pasti
Raguku sudah mantap di hati
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorYudha
Follow Us