Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Sekuntum yang Layu

Default Image IDN
Tepat di perhentian keempat
Aku menerima sekuntum mawar putih
Kuterima dengan lapang
Katanya, itu lambang pembersihan
Dari segala suntuk pesakitan
Kucoba untuk mencerna
Tiap kata demi kata
Yang terucap dengan membara
Bahwa setelah ini semua usai
Hanya ada sekuntum mawar terakhir
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorYudha
Follow Us