Senja,
merengek manja,
tanpa jeda,
juga lara,
dia meminta,
bayang tak lekas sirna,
tenggelam di gelap gulita,
ketika malam tampak muka,
dia sederhana,
singkat saja, tapi bermakna,
hingga terlena, dan mengena,
dengan kentara dan nyata,
dia, hanya,
segurat senja,
yang acap terlupa,
bahwa malam selalu sedia,
untuk bergegas menyapanya,
senja,
begitu manja,
ucap malam yang tega.
