Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Kita Terluka

ilustrasi punggung seseorang (pexels.com/Александр)

Jangankan seribu kata, satu dua pun aku tak punya
Hanya ada telinga yang terlalu ramah
Namun, kau di sana, memantik api tanpa disadari
Dan kuredamkan dengan sunyi, berkali-berkali

Persepsi sekadar fantasi
Dunia sebenarnya ada di balik punggung mereka
Dan kita hanya saling meraba
Tanpa sadar menabur garam pada luka yang tak dilihatnya

Jangan tenggelamkan aku dengan basa-basimu yang tak perlu itu
Mereka menjelma bualan yang membunuh nyaman
Mengaburkan pandangan, seiring waktu berjalan
Dan kau, perlahan membesar melupakan sekitar

Penuh sadar aku rasakan
Kita bagaikan cermin yang saling bertatapan
Merancang pembelaan di setiap perkara
Namun, aku di dalam cermin tak kuasa bersuara

Ada hati yang susah payah dijaga
Ada pikiran di lain kepala
Bukan hanya dirimu saja
Kuharap sadar, senyata sakit yang ditorehkan

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha
EditorYudha
Follow Us