Aku seorang balita
Memandang dunia dari ketinggian lutut orang dewasa
Di mataku, bulan berlari mengejar
Dan awan adalah bola kapas lembut yang tak pernah bisa kugapai
Aku memandang dunia dengan cara paling sederhana
Hujan turun karena awan minum air
Dan pelangi hadir membawa harta karun
Aku seorang balita,
yang menangis hanya untuk mendapat sebotol susu
Dan tertawa saat bayangan di cermin menyapa
Bagiku dunia adalah tempat penuh cahaya,
yang jauh dari kata bahaya
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Seorang Balita

ilustrasi anak kecil bersenang-senang (pexels.com/Luna Lovegood)
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorYudha
Follow Us