Takdir tak perlu guntur untuk menegur
Ia cukup menggoyang satu hal kecil
Lalu seluruh hidupmu bergeser perlahan

Yang kau kira kebetulan, ternyata sudah terencana
Yang terasa hilang, ternyata disisihkan untukmu
Ia tak menampakkan wajahnya
Tapi jejaknya menempel di setiap keputusan

Tanpa suara, ia menulis ulang arah
Memindahkan luka menjadi pelajaran
Dan kau baru sadar sesudah semuanya tenang
Betapa senyap pun bisa mengatur hidup dengan pasti