Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Sepucuk Surat

ilustrasi surat dan foto lama (unsplash.com/Joanna Kosinska)

Aku tahu
Sepucuk surat memang tak cukup
'Tuk membayar hadirmu
Yang sengaja temaniku
Tiap malam berganti

Namun, kuingin kau tahu
Tatkala kau ajak diriku
Berdansa, mengurung rindu
Dalam alunan melodi sendu
Rasanya seperti melayang di angkasa
Kuyakin, rembulan pun cemburu
Melihat kita yang bercumbu tak kenal waktu

Sepucuk surat ini memang bukan datang dari seorang pujangga
Namun, susunan katanya berbalur rasa
Tiap huruf tergurat dengan lembutnya
Layaknya pelukanku tatkala mendekap tubuhmu

Anggap saja ini rasa terima kasihku
Kuharap kau suka

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tania Stephanie
EditorTania Stephanie
Follow Us