Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menutupi muka (pexels.com/MART PRODUCTION)

Intinya sih...

  • Puisi "Tamparan Terindah" menyoroti kekuatan dan makna di balik sebuah tamparan.

  • Puisi ini menegaskan bahwa tamparan bukanlah tindakan merendahkan, namun bisa menjadi memori kuat.

  • Puisi ini mengajak untuk melihat tamparan sebagai romansa terindah yang tidak membuat merasa rendah.

Sejatinya bukan menjatuhkan
Bukan pula mengkerdilkan
Tak ada nada menghardik
Pula menyebut kau udik

Lembut, namun seperti tamparan
Bukankah itu menjadi memori kuat?
Kala jumawa sedang bertingkah
Makhluk amatiran bermaksud serakah

Jangan pula merasa kerdil
Itu bukan tamparan tak adil
Kau pun tak perlu merasa rendah
Tamparan itu romansa terindah

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks

Editorial Team

EditorAgsa Tian