Hatiku tertinggal di rumah,
melekat di dinding kamar, tumbuh seadanya
dan pada mereka yang mengukirku
tanpa banyak kata terucap
Aku berjalan mengitari waktu,
berharap mereka menyembuhkanku
dari rindu di pelupuk mata,
yang kian subur di setiap masa
Namun ada jeda di tiap kata,
merunut perkara yang mungkin menyela
ada kosong di sela tawa,
terpisahkan jarak yang telah lama
Segala yang tertahan
berpraduga atas ikatan
hanya kesal berujung hampa udara
kita sesak tanpa menyadarinya
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Terikat

ilustrasi orang melihat kota (unsplash.com/ Amir Hosseini)
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorIrma Desi
Follow Us