sampai di dewasa ini,
banyak kujumpai—wahana bermain di tubuhku sendiri
seperti ayunan dari kantung mata yang hampir jatuh,
perosotan dari bibir yang dikuliti ricuh
jungkat-jungkit dari sepasang bahu yang mulai lunglai memikul besarnya harapan
trampolin dari kepala yang elastis melambungkan banyak ekspektasi dan ketakutan