[Puisi] Terhenti Berharap saat Hati Teralih
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Desiran itu terisa hingga ujung kakiku
Saat tangannya yang kekar tak sengaja menyentuh kulitku
Sesaat aku tak bisa bernafas, semua kaku seperti bumi ini berhenti untuk sejenak
Dadaku sesak, dan tubuhku lunglai bak agar-agar
Tangannya yang kokoh, sorot matanya yang tajam, bahkan wangi parfumnya membuatku menjadi candu
Candu ingin selalu didekatnya, melihat senyumnya dan tertawa bersamanya
Namun, tiba saatnya semua itu terasa sakit
Sakit saat dekapan, tawa dan senyumnya tak lagi untukku
Tertawa tulus untuk orang lain
Seperti ada yang mencekik hingga ulu hati
Bingung ini nyata atau hanya ilusi
Jika ini mimpi, tolong bangunkan Aku
Jika ini nyata, tolong sadarkan Aku
Karena Aku tau bagaimana rasanya berjuang sendiri
Tolong jangan tanamkan benih itu terlalu dalam
Karena ini hati, tempat untuk diisi
Bukan tempat singgah lalu kau tinggalkan pergi
Baca Juga: [PUISI] Aku dan Alunan Keluhan
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.