[Puisi] Terhenti Berharap saat Hati Teralih

Berhenti berharap atau bertahan tanpa kepastian 

Desiran itu terisa hingga ujung kakiku

Saat tangannya yang kekar tak sengaja menyentuh kulitku

Sesaat aku tak bisa bernafas, semua kaku seperti bumi ini berhenti untuk sejenak

Dadaku sesak, dan tubuhku lunglai bak agar-agar

 

Tangannya yang kokoh, sorot matanya yang tajam, bahkan wangi parfumnya membuatku menjadi candu

Candu ingin selalu didekatnya, melihat senyumnya dan tertawa bersamanya

Namun, tiba saatnya semua itu terasa sakit

Sakit saat dekapan, tawa dan senyumnya tak lagi untukku

Tertawa tulus untuk orang lain

Seperti ada yang mencekik hingga ulu hati

 

Bingung ini nyata atau hanya ilusi

Jika ini mimpi, tolong bangunkan Aku

Jika ini nyata, tolong sadarkan Aku

Karena Aku tau bagaimana rasanya berjuang sendiri

Tolong jangan tanamkan benih itu terlalu dalam

Karena ini hati, tempat untuk diisi

Bukan tempat singgah lalu kau tinggalkan pergi

Baca Juga: [PUISI] Aku dan Alunan Keluhan

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

rafni Asriani Photo Verified Writer rafni Asriani

Amour Pour Vous

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • erwanto

Berita Terkini Lainnya