[PUISI] Semilir Angin di Penghujung Bulan Mei
![[PUISI] Semilir Angin di Penghujung Bulan Mei](https://cdn.idntimes.com/content-images/community/2018/03/sunset-silhouettes-5d624e0f9bd1b3598c8bc0cacfec843e_600x400.jpg)
Angin malam tak mampu berkata, hanya melihat.
Matanya tak pernah menutup; ia bagaikan luka abadi yang menganga
Ia hanya mencinta daun hijaunya
Tak ada harap yang menggelayut di batinnya. Ia sudah lepas, pasrah.
Mungkin jendela di pinggir kota, dasi-dasi mengkilap para pejabat, kacamata gurunya, sampah pemulung, buku porno yang ia sembunyikan, kerudung ibunya, maupun wanita yang didambakannya itu
Bahkan satu pun tiada yang pernah meliriknya
Sebagian dirinya tidak bisa menyangkal
Ia merasa hilang, melayang, menerjang tenang, hampa kala siang, apalagi malam?
Kasihan, bisiknya di kelam malam kepada batinnya
Ia merasa dirinya pantas untuk dipandang ke atas
Dan ilalang yang dilewatinya juga tertawa,
Terkekeh dan bicara bahwa terlalu banyak yang lebih indah darinya
Angin ingin hilang saja rasanya
Ia pasrah jika ia hendak dipanggil siapapun yang paling hina, setidaknya telinganya tidak berdengung karena sunyi
Toh, bukan ia yang rugi
Ia ingin musnah saja
Ia ingin ditelan malam; itu pun jika malam mau
Di kelamnya Jakarta,
Rabu, 7 Maret 2018,
Rika Mandasari
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.