[PUISI] Kau Intisari Keindahan

Dapatkah aku menikmati kemenakjuban alam tanpa dirimu? 

Menatap melalui jendela
Menembus kaca riben yang hampir tertutup
Angin kecil lembut masuk perlahan melalui celah-celah kaca, menyentuh kulit dan membisikkan rindu
Cakrawala cerah megah, dan ombak laut lambat berganti-ganti, awan putih berpencaran tertiup angin

Pelan, daun-daun palem gemerisik nyaring, bunga-bunga yang berwarna-warni, menari-nari oleh lagu syahdu yang berhembus; memainkan emosi, perasaan terbawa angan-angan, hangat udara yang terasa, serta harum aroma panorama yang membentang luas

Matahari, cahaya fajar kian bertambah terang hingga rembang tengah hari, duduk di atas langit biru mewarnai dunia, membangunkan tumbuhan yang tertidur pulas

Dan seorang wanita lembut, tawa manis dengan pipi memerah dan seputih salju
Suaranya menembus sedalam jurang samudera hati; ada di mana pun mata memandang Apa pun yang terdengar dan terasa

Dapatkah aku menikmati kemenakjuban alam sendiri dalam lupa wujudmu jika kau menjelma menjadi setiap hakekat keindahan yang membentang luas seperti cakrawala?

Baca Juga: [PUISI] Mengebumikan Segala Memoar 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Rolando Imanuel Photo Writer Rolando Imanuel

Menulis memberi istirahat pada jiwa lelah dan letih jiwa pada tulisan memberi ketenangan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya