[PUISI] Bukan Sependek Galah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Linang dari netranya adalah surat undangan
Selalu, alamatnya tertuju pada netraku
Tanpa pertimbangan, lalu hadir bercucuran
Disebab kulihat tulus tangisnya untukku
Peluh dari pelipisnya adalah surat tuntutan
Dan aku tahu, akulah seorang terdakwa
Tanpa persidangan, aku rela gerilya menyeka peluh
Disebab kulihat sengsaranya membuatku nyaman untuk tumbuh
Kecup dari bibirnya adalah surat kesepakatan
Dan keningku yang ada menjadi pihak kedua
Tanpa tawar aku berbaiat, akan kububuhkan cinta di setiap kecupnya
Disebab kulihat khawatirnya yang tak lekang oleh badanku yang mengembang
Dekap dari tubuhnya adalah payung nan teduh
Selalu, kujadikan tuju saat baskara menyengat angkuh
Tanpa kudengar kidung mereka tentang kasih dan galah, aku berseru: kasihku pun sepanjang masa!
Disebab telah kulihat kasihnya yang tak terhingga sepanjang masa
Baca Juga: [PUISI] Tak Perlu Melawan Takdir
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.