[PUISI] Angan-angan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semenjak kami dewasa
Saat kami telah tahu akil baligh
Saat beban-beban itu mulai dapat dimengerti
Saat segalanya mulai tercatat
Kami terus memiliki angan-angan baginda
Terkadang angan kami melampaui jiwa
Bahkan sampai kami lupa kalau kami manusia
Yang lemah tak berdaya
Angan itu adalah kecongkakan kami pada tuhan
Kami ingin berubah tanpa berusaha
Kami ingin berusaha tapi melupakan doa
Kami adalah pelupa yang ulung
Bahkan kami terkadang lupa sebagai umat baginda
Karena terlalu lupa kami jikalau manusia
Angan-angan itu pula juga menghujam kami
Hingga kami baru ingat
Jika kami sudah ditegur dengan lembut
Oleh angin, badai, topan dan bencana
Angan-angan kami seketika lenyap
Tapi kembali hidup
Bersamaan dengan birahi kami yang terus meletup
Karena angan kami ingin selalu dalam keabadian
Sedang kami pasti berjumpa kematian
Baca Juga: [PUISI] Derai Air yang Merindukan
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.