[PUISI] Kelahiran Manungsa

Kelahiran adalah kebahagiaan katanya

Meronta, dia bayi, di tengah waktu
Diiringi sendu dan tamu-tamu yang menjamu
dengan buah tangan dan buah bibir

Malangnya dia adalah manusia,
merajang harap, mengguncang diri sendiri
Harus siap sedia sebatang akasia di malam gelap
Memilin menari-nari

Akankah si kecil sampai di senja lusa nanti?
Jika sopir takdir sudi maka tarifnya tolong dilunasi
Jangan sampai keluarganya menanti, menjambak perut minta nasi

Eh, eh, eh
Bayang-bayang lolos kualifikasi
Jadi teman, jadi ekor yang setia
Sedia bantu di kala susah, sedih, linglung, lupa
Jadi apa saja yang berguna untuk empunya

Bantalmu dari duri yang kedua orangtuamu pintal berhari-hari
di tengah obrolan dan pertikaian yang agak ngeri
Masih beruntungnya kamu
Ya, begitu, memang harus disyukuri
Walau setan-setan berbisik dari tembok kontrakan kecil kalian
Semua rontok disapu tawamu
Dibawa ibumu ke luar kamar
Dibakar ayahmu jadi jelaga

Jadilah ksatria katanya
Seperti namamu
Tapi untuk siapa?
Tentu untuk diri sendiri, orang tua, teman-teman, orang baik,
orang teraniaya, atau makhluk bijak di angkasa sana

Doa-doa menyertai
Yang saking banyaknya engkau sampai tak perlu minta
yang lebih baik darinya

Baca Juga: [PUISI] Hilang dan Tak Bersisa 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Satrio Wahyu Photo Writer Satrio Wahyu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya