[PUISI] Rasanya Baru Kemarin
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Rasanya baru kemarin kau berlarian ke sana-kemari
Melompat, berputar dan terkadang berguling
Rasanya baru kemarin kau menarik jemari ini
Meminta diambilkan sesuatu yang tak dapat kau jangkau
Rasanya baru kemarin kau mengikuti ke mana langkahku pergi
Seakan tak boleh hilang setitik dari pandanganmu
Rasanya baru kemarin kubersihkan mainanmu yang berceceran di sana-sini
Rasanya baru kemarin kudengarkan celotehmu yang lugu namun lucu
Rasanya baru kemarin ku usap air matamu saat kau datang meminta ditenangkan
Ya, Rasanya baru kemarin ku dekap tubuhmu yang mungil
Kini, tiada lagi terdengar derap langkah larianmu
Kini, tiada lagi tangan mungil yang selalu menarikku dan mengekoriku kemana pergi
Kini, tiada lagi mainan yang berserakan, semua tampak tersusun rapi
Kini, tiada lagi suara lucu yang selalu mengundang tawa
Kini, tiada lagi air mata yang bisa ku usap
Dan kini, tiada lagi aroma tubuh mungil itu
Waktu begitu cepat berlalu
Kini kau sudah tumbuh dan beranjak dewasa
Ah, aku rindu, rindu akan kenangan itu
Andai waktu dapat ku perlambat
Ku ingin menghabiskan lebih banyak lagi waktu denganmu
Baca Juga: [PUISI] Ternyata Kita Sama
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.