[PUISI] Semadiku di Pangkuan Malam

Di tepi pedestrian sebuah garis berjejak 

Angin membangun pengembaraan dari tanah seluruh

Membelah sunyi semadiku tak berkeruh

Menuju kabut yang memagut raut kalut

Adakah sisa kidungku di ujung was-was

Meregang dikekang halang

 

Takzimku teruntuk penguasa tepian

Si perangkul asa dan rasa

Aku lestari diam kelam di Pangkuan Malam

Kala detak nadi membawa arus langkahku

 

Siapa yang terikat?

Memori lalu itu berputar mengelilingi Kelu

Tapi tak memikat

 

Aku berseteru karena cerita

Buaian angin yang membelai surai-surai

Sedang aku merenung murung

Akankah panjatanku terkurung?

Tidakkah lantunanku tak bertepi

Menyisir sekadar tak rapi

 

 

Gelap diam, jalan muram, aku menggumam

Akankah penguasa tepian menjadi saksi

Bahwa angin sudah Sudi

Melebur bersama ceritaku jadi satu

Mengembara menuju 7 penjuru

Memburu

Bersama semadiku di pangkuan malam

Baca Juga: [PUISI] Secarik Puisi di Musim Kemarau

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Widakdo Photo Writer Widakdo

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya