[PUISI] Pelengkap Kisah yang Patah

Ku memilih sembuh dibanding berteriak bersama keluh

Tujuh hari lebih hatiku menolak pulih
Menikmati sesal dan mengoyak jutaan perih
Semestaku gelap, bahagiaku terasa tersapu bersih
Kucoba puluhan kali berdiri hingga tertatih-tatih
Meski duka kemarin masih saja menyisakan puing-puing sedih

Kabarmu tak lagi ingin kujadikan penenang
Kucincang habis seluruh rindu dan kenang yang mencoba datang
Hatiku wajib sembuh meski sempat tersesat tak bisa pulang
Aku lelah terlihat lemah bahkan sebelum sempat maju berperang
Biarlah titik-titik rumpang itu membuka jalanku agar lebih cemerlang

Jangan tanyakan bagaimana ku mencoba ikhlas
Sebelumnya ku juga pernah meminta Tuhan agar kau dibalas
Bukankah balas-membalas adalah jalan agar semuanya terasa impas?
Meski kusadari bahwa baik tak pernah pantas bersanding dengan kata culas
Biarlah semuanya memukulku begitu keras hingga aku tak lagi jatuh memelas

Akan kumudahkan langkahmu membuatku musnah
Aku akan menjauh bersama jutaan harap yang berakhir punah
Bersama ribuan kisah bahagia yang sempat merekah
Kutitipkan doa baikku pada setiap langkah 
Semoga kau selalu bahagia tanpa aku sebagai pelengkap kisah

Baca Juga: [PUISI] Kenangan Terindahmu Masih Tetap Aku

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Yulia Nor Annisa Photo Verified Writer Yulia Nor Annisa

Tulislah agar tidak melupa | Banjarmasin, South Borneo

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya