[PROSA] Ratapan Juang, Harapan Menang

Ketika motivasi pergi, diskusi lagi dengan diri sendiri

Sorot matamu yang kosong terpaku pada satu arah yang buram. Sesekali tubuh terasa lemas. Energi seketika diserap habis oleh kekhawatiran yang ditimbulkan sendiri. Motivasi untuk terus berjuang pun ikut menghilang. Terbang bersama angin keraguan. Tak ada lagi harapan yang bisa kamu realisasikan. Semuanya seolah luntur dan melebur. Entah menjadi apa, entah hilang ke mana, yang kamu tahu hanyalah “kamu sudah kehilangan banyak hal”.

Dengan langkah yang tertatih-tatih kamu mencoba untuk kembali pulih. Kamu duduk pada sebuah kursi di kamarmu, membuka laptop kesayanganmu, mencari sesuatu di internet yang bertuliskan “cara memunculkan motivasi”, “cara membangkitkan semangat”, setelah itu tanpa ragu kamu langsung menekan artikel paling atas. Kamu membaca artikel itu sampai habis lalu mencoba melakukan apa yang tertulis di sana. Sebaik mungkin kamu melakukan hal-hal yang ada di artikel tadi.

Sampai di mana kamu kembali merasa artikel itu tidak membawa dampak apa pun. Tiba-tiba terdengar suara yang entah datang dari mana berbisik padamu, “Mengapa harus jauh-jauh cari ke luar? Kalau yang kamu cari itu sebenarnya ada di dalam dirimu sendiri.” Kamu bingung, menoleh ke kanan dan ke kiri. Tak kamu temui apa-apa dan siapa-siapa di sana. Hanya dirimu sendiri yang ada.

Sejenak kamu berpikir dan saat itu juga kamu menemukan jawaban. Goresan senyum mulai terlukis lagi dalam dirimu sembari melihat dirimu sendiri dalam cermin. Lalu, kamu mencari buku catatan yang berisi pencapaian, tujuan, dan rencana-rencanamu. Kamu membuka halaman demi halaman. Senyumanmu pun kembali melebar.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Kamu pun tersadar. Ternyata, ketika motivasimu pergi, kamu hanya perlu mencarinya dari diri sendiri. Kamu hanya perlu mengingat-ingat lagi alasanmu memulai semua ini. Kamu hanya perlu mengingat-ingat lagi rencana-rencana yang sudah kamu rancang sejauh ini. Kamu hanya perlu mengingat-ingat lagi perkataan-perkataan baik yang kamu ucapkan pada dirimu sendiri seperti, “Suatu hari nanti aku pasti bisa ada di sana.”

Mau tidak mau, untuk bisa ada di sana, kamu harus terus melangkah, bukan? Mau tidak mau untuk bisa sampai ke atas, kamu harus menaiki anak tangga, bukan? Kamu bisa jadikan itu sebagai motivasimu lagi. Terkadang, ketika kamu merasa kehilangan motivasi itu karena kamu sudah terlalu lama tidak mendengarkan kata hati sendiri.

Ketika kamu merasa tidak memiliki pegangan yang kuat untuk naik tangga, mungkin kamu sendiri yang sudah melepaskan pegangan itu. Padahal, sebenarnya kamu punya. Hanya saja kamu sering mengabaikannya. Mulai sekarang, ingat-ingat lagi apa yang menjadikanmu semangat. Ingat-ingat lagi hal-hal yang membuatmu harus terus berjuang.

Bukankah kamu punya diri sendiri untuk dibahagiakan? Bukankah kamu punya keluarga untuk dibanggakan? Bukankah kamu punya masa depan gemilang untuk kamu usahakan? Bukankah kamu punya mimpi-mimpi untuk dijadikan kenyataan? Tanya lagi pada diri sendiri. Cari apa yang hilang sama-sama supaya bisa kembali menjalankan hidup dengan penuh semangat yang menyala. Nantinya, titik cahaya bisa kembali kamu lihat seterang-terangnya.

Baca Juga: [PROSA] Terus Terang, Sampai Pulang

Adira Putri Aliffa Photo Verified Writer Adira Putri Aliffa

A full time learner and a part time overthinker in life

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya