TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Kenapa Kamu Harus Baca Novel “Kami Bukan Sarjana Kertas”

Bikin kamu semangat nih setelah lulus kuliah!

instagram/nurrahayu_r

Setelah sukses dengan buku yang berjudul “Rinduku Sederas Hujan Sore Itu”, di awal tahun 2019, penulis JS Khairen kembali merilis buku terbarunya yang berjudul “Kami Bukan Sarjana Kertas”.

Judul tersebut diangkat setelah Khairen menyoroti fenomena ‘sarjana kertas’ di kalangan fresh graduates yang akan memasuki dunia kerja. Buku yang mengangkat kehidupan mahasiswa semasa kuliah sampai lulus ini sempat menjadi best seller di beberapa toko buku setelah trailernya yang menampilkan adegan “Bakar Ijazah” menjadi trending topic di jagat media sosial.

Banyak pesan moral dan sisipan motivasi yang bisa membuat kita sebagai pembaca berdecak kagum dengan isi buku ini.

Tidak hanya itu, dalam alur ceritanya, penulis memberikan unsur komedi yang dikemas secara gurih dan menarik, menjadikan alasan bahwa buku ini cocok untuk dibaca semua kalangan. Masih banyak alasan-alasan berikut ini yang membuatmu wajib membaca buku ini.

1. Gaya bahasa yang mudah dipahami

dok.pribadi

Gaya bahasa yang digunakan di dalam novel ini cenderung santai dan sedikit nakal. Terkadang penulis menggunakan bahasa Inggris yang dicampur dengan bahasa Indonesia, kadang juga menggunakan bahasa-bahasa kekinian seperti “asoooy semlohay” yang membuat pembaca tidak bosan dan mudah mencerna setiap cerita yang ditampilkan dalam novel tersebut.

Untuk pembaca yang sudah bekerja dan lulus kuliah, akan dibikin nostalgia dengan cerita persahabatan mahasiswa Udel dalam menggapai mimpinya. Sebaliknya, untuk pembaca yang akan kuliah atau sedang berkuliah akan termotivasi setelah membaca buku ini.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Buku Kumpulan Quotes Buat Kamu yang Mau Mulai Membaca!

2. Persahabatan semasa kuliah

unsplash.com/Joel Mott

Dalam buku ini, pembaca akan dikenalkan dengan persahabatan ketujuh mahasiswa Udel. Di sini pembaca akan dibuat iri oleh persahabatan mereka. Sebab, mereka sangat kompak, terbukti saat salah satu dari mereka mencoba melakukan bunuh diri karena merasa sia-sia dengan hidupnya.

Di saat kondisi seperti ini, mereka berkumpul dan terus menemani sahabatnya sampai kembali bersemangat untuk melanjutkan kehidupan. Selain itu, persahabatan mereka juga tidak pernah pudar.

Hal ini dibuktikan saat beberapa dari mereka lulus kuliah dan masih menjaga komunikasi, serta saling membantu sahabat-sahabatnya yang belum lulus.

3. Banyak pesan moral tentang kehidupan

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

unsplash/eepeng

Pembaca akan dibuat kagum dan diajak hidup seperti halnya KECOAK yang tetap bertahan walaupun terkena ledakan nuklir serta gemparan meteor.

Tidak hanya itu, buku kuning setebal 353 lembar ini selalu menyisipkan beberapa kata motivasi yang menampar para pembaca untuk tetap optimis dan tidak pernah mengeluh serta membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain.

Seperti contoh quotes berikut:

“Tiap orang punya kuota untuk gagal. Santailah, jangan tegang dan takut kalau melakukan kesalahan. Orang-orang yang engkau kira keren, hebat, inspiratif, semua pernah gagal lebih banyak daripada jumlah ketakutan yang ada dalam pikiranmu.”

4. Dunia profesional tidak melihat IPK

Unsplash/Jasmine Coro

Belajar dari Ranjau, salah satu tokoh yang memiliki IPK cumlaude dalam cerita buku ini. Ranjau menyadarkan bahwa nama kampus, nilai IPK yang tinggi, dan juga gelar tidak menjamin seseorang dapat mendapatkan pekerjaan dengan mudah.

Dunia Profesional menuntut begitu tinggi, gelar saja tanpa skill tidak akan mampu bersaing. Banyak sarjana yang menganggur juga, dalam kampus jago, begitu bekerja tidak bisa apa-apa. Ini juga akan mengubah stereotip banyak orang yang mengatakan bahwa “Sarjana akan mudah dapat kerja di BUMN, PNS, atau perusahaan besar lainnya dan berhak mendapatkan gaji yang tinggi”.

Nyatanya di era revolusi industri 4.0, tanpa skill dan kerja keras, ijazah tidak sepenuh bisa membantu.

Baca Juga: Karya Besar, 5 Buku Sains Ini Wajib Dibaca Sekali Seumur Hidup!

Writer

Dedy Ayub Wicaksono

Fotografer dan Penulis paruh waktu

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya