[Cerpen] Romantisme Secangkir Kopi Robusta
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Deras hujan di sore itu membawa Alex masuk ke dalam sebuah kafe untuk menikmati secangkir kopi. Aroma kopi robusta membuat angannya liar menjelajah sudut-sudut kafe. Ditambah alunan suara musik keroncong begitu mendayu-dayu. Pandangan Alex menembus jendela kafe yang berembun akibat hujan derasnya hujan. Ditariknya napas panjang sekedar mencium aroma kopi robusta di depannya.
“Aku belum mau menyeruputmu karena aku masih ingin menikmati aromamu dahulu” bisik Alex pada cangkir kopi di depannya.
Alunan musik keroncong membangkitkan kenangan manisnya bersama Nancy dua hari yang lalu. Lekukkan tubuh, kuluman bibir, elusan tangan Nancy menari-nari di pelupuk mata Alex.
Editor’s picks
Dipejamkan matanya seakan tidak ingin keromantisan Nancy berlalu. Namun sayang bayangan Nancy tiba-tiba hilang karena tangan Alex menyentuh cangkir kopi. Sambil mendengus Alex menyesali kejadian tadi, dan matanya liar menjelajah sudut kafe mencari bayang Nancy yang hilang.
“Ah...aku begitu merindukannya” ucap Alex dalam hati. Andai romantisme itu berulang, akan ku tawarkan pada Nancy menyeruput kopi robusta ini agar tiada kantuk yang hadir dalam adegan kita berdua. Dan kita selalu bersama agar terasa lengkap aroma hidup ini, seperti wanginya kopi robusta ini, sambil menyeruput.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.