Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi Arga yang memegang handphonenya (Unsplash/George Brynzan)

Suatu malam yang sepi, Arga sedang membereskan rak bukunya yang sudah lama tidak ia sentuh. Niat awalnya ia hanya mau membuang kertas-kertas ujian lamanya yang sudah tidak penting dari zaman SD, tapi siapa sangka, ia malah menemukan selembar kertas daftar nilai ujian sekolah dasarnya yang ajaibnya masih utuh dan bisa dibaca.

Pandangan Arga tiba-tiba tertahan di satu nama. "Amelia Prameswari." Nama yang dulu cuma sebatas nama di daftar kelas sebelah. Tapi entah kenapa, malam itu, nama itu terasa lain. Mungkin karena sudah lama tidak terdengar. Mungkin karena rasa penasaran yang datang tiba-tiba. Atau mungkin, karena hatinya yang sudah lama tidak berdebar karena seseorang.

Spontan saja, Arga membuka Instagram. Mencari nama itu. Satu per satu akun dia buka, sampai akhirnya ... ketemu. Dan benar, wajah itu familiar. Tapi kali ini jauh lebih dewasa, jauh lebih anggun, dan jujur saja jauh lebih menawan. Rambut panjang tergerai, mata teduh, senyum manis yang sukses bikin Arga terdiam beberapa detik.

Tanpa pikir panjang, Arga mengirimkan pesan.

"Hai, maaf ganggu. Aku Arga. Kita dulu satu angkatan pas SD, kamu di kelas A, aku di kelas C. Aku nemu nama kamu di daftar nilai ujian SD tadi, dan kepikiran aja buat nyapa. Tahu aku ga? Btw, aku izin mutualan, ya."

Balasannya datang beberapa menit kemudian.

"Oh, hai. Iya ya? Maaf aku agak lupa. Tapi iya, boleh kok."

Hanya begitu. Sederhana. Singkat. Dan, agak dingin.

Namun Arga tidak bisa bohong. Hatinya yang sudah lama adem ayem, malam itu seperti digedor pelan-pelan. Bukan karena balasan pesannya, tetapi karena bayangan Amelia yang muncul terus sejak saat itu. Ada rasa yang muncul tiba-tiba. Rasa yang tidak bisa ia jelaskan hanya dengan logika.

Arga ingin berbincang lebih banyak. Menanyakan kabar. Cerita masa SD. Ketawa bersama. Namun, Amelia tidak melanjutkan chat, dan Arga juga tidak berani untuk memaksa. Takut mengganggu. Takut malah makin berjarak.

Hari-hari berlalu, notifikasi dari Amelia tidak pernah muncul lagi. Namun setiap Arga melihat InstaStory-nya, Arga tetap senyum sendiri. Dalam diam, dia jadi 'penonton' dari kehidupan seseorang yang dulu hanya satu gedung sekolah dengannya, tapi sekarang terasa seperti dari dunia yang berbeda.

Kadang, ada perasaan kecil yang bilang, "Coba aja dulu lebih nekat. Coba aja nyapa lagi. Coba aja nanya kabar beneran."

Tapi Arga tahu, tidak semua rasa harus dikejar. Kadang cukup dirasakan. Disimpan. Dikenang. Mungkin memang hanya sebanyak itu takdir pertemuannya.

Meski begitu, di sudut hati Arga yang paling dalam, masih ada satu harapan kecil yang belum mati: semoga suatu hari nanti, mereka bisa bertemu kembali. Bukan cuma lewat layar, tapi di dunia nyata. Dan semoga saat itu, ada waktu lebih panjang untuk benar-benar berbincang dan bercerita. Bukan cuma sekadar menyapa.

Karena kadang, orang yang membuat kita jatuh cinta lagi setelah sekian lama ... datang dari masa lalu yang tidak pernah kita sangka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team