Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi lari pagi (pexels.com/Philip Ackermann)

Pukul delapan pagi. Tak ada yang lebih menyenangkan ketimbang jalan pagi di pinggir jalan raya, menuju stadion terdekat, lalu pulang. Hal itu sudah menjadi kebiasaan selama aku tinggal di kota ini. Berbulan-bulan yang kusorot hanyalah waktu yang kuhabiskan untuk jalan-jalan pagi. Sekarang aku tiba di titik jenuh. Bukan hanya jenuh pada kebiasaan ini, tapi juga pada kota ini.

Aku ingin pulang. Kembali tinggal bersama kedua orang tuaku. Menemani mereka setiap hari Minggu untuk bekerja bakti membersihkan belakang rumah atau menemani mereka untuk menonton pertandingan olah raga di televisi.

Aku spontan memberhentikan langkah. Sial, aku melewatkan minimarket itu. Terpaksa aku memutar langkah. Aku harus membeli air mineral. Lamunan pagi ini membuatku tidak fokus sama sekali.

Kembali berjalan, satu kilometer kemudian, tibalah di stadion. Ramai orang-orang yang tengah berlari. Ada juga yang berjalan santai. Biasanya aku langsung berjalan. Tapi, kali ini memilih untuk menepi. Mencari tempat untuk duduk dan meluruskan kaki. Pandanganku menatap sekeliling. Ada pasangan kekasih yang tengah berbincang manis sembari berjalan pelan. Kalau dilihat sekilas mereka adalah pasangan yang berkecukupan. Terlihat dari fisik serta setelan mereka.

Editorial Team

Tonton lebih seru di