5 Novel Distopia tentang Ketidakadilan dan Pembatasan Kebebasan

Sebuah reimajinasi yang patut direnungkan

Rasanya tak adil kalau kamu meremehkan buku bergenre distopia. Meski pasarnya sempat jenuh dan banyak film adaptasinya yang flopped alias gagal, genre ini sebenarnya punya peran penting, terutama buat pembaca muda. Bagaimana tidak, novel distopia sering mengangkat isu-isu sosial lewat imajinasi-imajinasi brilian penulisnya. 

Novel 1984 karya George Orwell, misalnya, bisa jadi gambaran rasanya hidup di sebuah negara dengan tatanan totalitarianisme. Begitu pula dengan The Hunger Games tulisan Suzanne Collins, ia menjadi cerminan tatanan dunia yang tak adil karena kapitalisme. Meski fiktif dan sekadar khayalan, karya-karya tersebut bisa jadi bahan renungan yang membuka mata dan hati. Tentu tak terbatas pada dua novel tadi, ada beberapa novel distopia soal ketidakadilan dan pembatasan kebebasan yang bisa kamu baca dan ulik. Berikut lima rekomendasi terbaiknya.

1. Babel

5 Novel Distopia tentang Ketidakadilan dan Pembatasan KebebasanBabel (instagram.com/harpervoyageus)

Sebelum Yellow Face terbit, R.F. Kuang pernah merilis novel Babel yang tak kalah fenomenal. Setebal 500 halaman, ini adalah epic saga berlatar tahun 1800-an yang menyenggol isu penjajahan. Tokoh sentralnya Robin, seorang bocah asal Canton, China yang diadopsi pebisnis kaya dan dibesarkan di Inggris. Itu membuatnya dapat banyak privilese dan akses akan pengetahuan. Namun, pengetahuan itu pula yang menyadarkannya tentang praktik kolonialisme yang dilakukan Inggris di banyak negara. Walau murni fiktif, banyak hal yang terasa relevan dengan kenyataan. 

2. The Memory Police

5 Novel Distopia tentang Ketidakadilan dan Pembatasan KebebasanThe Memory Police (instagram.com/vintagebooksdesign)

The Memory Police berlatarkan sebuah pulau terisolasi tanpa nama. Setiap harinya akan ada satu objek yang hilang, baik dari peredaran maupun ingatan para penduduknya. Orang yang dengan berani mencoba mengingat, mencatat, atau bahkan menyembunyikan objek yang sudah dinyatakan hilang akan berurusan dengan aparat. Saat ada satu orang yang punya kemampuan mengingat, lakon dalam novel ini mulai mempertanyakan peraturan itu. Hampir sama dengan 1984, novel ini merupakan reimajinasi kehidupan orang di tengah pemerintah otoriter. 

Baca Juga: 5 Fakta Ikan Vampir, Monster Sandworm Film Dune di Dunia Nyata

3. Dune

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

5 Novel Distopia tentang Ketidakadilan dan Pembatasan KebebasanDune (instagram.com/berkleypub)

Dune mungkin lebih mirip Babel dari segi cakupan dan tema ceritanya. Ditulis Frank Herbert dan terbit pertama kali pada 1965, novel yang sudah diadaptasi jadi film ini mengikuti perspektif Paul yang hidup pada masa depan. Ini terjadi tepatnya ketika umat manusia berhasil memenangkan perang melawan mesin dan berjanji tak akan membuat mesin yang bisa menandingi otak. 

Namun, dunia tak lagi seperti dulu. Air adalah sumber daya langka dan manusia amat tergantung pada rempah melange untuk bisa hidup. Saat bangsa Paul yang memonopoli perdagangan dan pengelolaan rempah dikhianati, ia dipaksa melakoni sebuah perjalanan yang membuka matanya soal ketidakadilan. 

4. The Three-Body Problems

5 Novel Distopia tentang Ketidakadilan dan Pembatasan KebebasanThe Three-Body Problem (instagram.com/torbooks)

Baru saja diadaptasi jadi serial, The Three-Body Problem berlatarkan Revolusi Budaya China pada 1960-an. Di tengah ketidakpastian dan pembatasan kebebasan berpikir, militer tak sengaja mengirim sinyal ke luar angkasa. Alien yang menangkap sinyal itu tertarik untuk menginvasi bumi seiring destruksi di planet mereka. Kini, manusia dihadapkan pada pilihan: menerima mereka dan hidup berdampingan atau melawan. Masalahnya, layakkah peradaban yang dibangun manusia ini dipertahankan?

5. Prophet Song

5 Novel Distopia tentang Ketidakadilan dan Pembatasan KebebasanThe Prophet Song (instagram.com/thebookerprizes)

Masuk dalam daftar panjang nomine The Booker Prize 2023, Prophet Song merupakan reimajinasi bilamana Irlandia jatuh ke tangan penguasa bertangan besi. Novel berpusat pada Eilish, seorang ibu dan istri yang secara perlahan dipisahkan dari suami dan anaknya karena ideologi yang mereka percaya. Tahu negara dan rumahnya bakal segera jadi negara otoriter, Eilish berada di persimpangan jalan. Apa yang harus ia lakukan untuk menyelamatkan orang-orang terdekat dan dirinya sendiri?

Bukan hiburan belaka, kelima novel distopia tadi bisa jadi bahan renungan serius. Ternyata kebebasan berpikir dan keadilan akses merupakan hal yang patut disyukuri dan harusnya tak disia-siakan.  

Baca Juga: 5 Peluang Tambahan Penghasilan untuk Kamu yang Hobi Membaca Buku

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Penulis, netizen, pembaca

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya