Perjuangan Melawan Skizofrenia: Melawan Halusinasi Tidaklah Mudah, Namun Janganlah Menyerah

Tidaklah mudah, tapi jangan menyerah.

Saya mengidap penyakit halusinasi suara selama kurang-lebih empat tahun. Dalam dunia medis, penyakit ini sering disebut Skizofrenia. Seringkali saya menemukan adanya gejala halusinasi itu datang kembali, seperti kelelahan, terlalu banyak pikiran, dan halusinasi visual yang kerap kali mengganggu. Pada awalnya, penyakit ini mulai ditangani pada 2014 silam. Waktu itu saya tidak memahami betul penyakit yang saya derita ini sampai akhirnya seorang psikiater menjelaskan bahwa saya menderita halusinasi paranoid. Ungkapan tersebut dibuktikan setelah saya mempelajari dan memahami kondisi saya sendiri. 

Waktu terus berlalu, saya memutuskan untuk pindah kuliah dari salah satu perguruan tinggi di Jakarta. Psikiaterlah yang telah menyarankan saya untuk pindah. Pada awalnya saya ragu, bimbang, benar-benar keputusan yang berat karena hal ini menyangkut masa depan saya. Beliau mengatakan masih ada jalan lain untuk mendapat kesempatan belajar di perguruan tinggi. Disamping itu, beliau melihat betul kekurangan dan kelebihan saya. Beliau menyarankan lagi bahwa saya harus beristirahat selama hampir satu tahun lamanya. Selama setahun itulah saya berusaha untuk melawan halusinasi suara dengan rutin minum obat yang diberikan oleh dokter. Benar-benar perjuangan yang luar biasa dalam menghadapinya. 

Tiba di awal tahun 2015, saya melanjutkan kuliah lagi di perguruan tinggi swasta di Jakarta. Semangat saya kembali menyala-nyala setelah saya dinyatakan diterima di jurusan favorit saya. Saya sadar bahwa pendidikan adalah hal yang terpenting bagi hidup saya dan bagi keluarga saya. Saat itu halusinasi suara sudah menghilang, dan saya bisa melanjutkan aktifitas normal. Saya bisa menyerap kembali ilmu yang didapatkan di perguruan tinggi. Saya juga bisa bersosialisasi dengan teman-teman sejurusan bahkan teman organisasi.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Di tengah-tengah kesibukan dan kepadatan jadwal kuliah, saya melupakan jadwal rutin minum obat. Sampai setelah saya menghadapi ujian akhir, halusinasi itu muncul lagi padahal dokter sudah mewanti-wanti saya untuk minum obat rutin dengan mengurangi dosis agar bisa sembuh total. Orangtua saya menghubungi psikiater kembali, kali ini halusinasi semakin kuat setelah saya melakukan konsultasi. Saya menerangkan dengan apa adanya bahwa halusinasi ini berbeda dari halusinasi yang sebelumnya. Suara yang muncul lebih dari tiga orang, bahkan suaranya selalu memojokkan saya saat saya sedang berada di rumah. Waktu itupun saya sering menyendiri, jauh dari keramaian dan aktifitas sosial.

Saya benar-benar menyesal atas ketidaksungguhan dalam masa berobat tersebut. Saya harus beristirahat lagi selama enam bulan lamanya. Di sisi lain banyak kegiatan perkuliahan yang sayang sekali untuk ditunda. Melalui surat dokter, saya bisa mengambil masa cuti. Entah apapun yang terjadi, dalam waktu enam bulan ini adalah tantangan saya untuk bisa cepat sembuh. Akhirnya saya rutin meminum obat dan mengikuti aturan yang dokter sampaikan. Hal ini merupakan pengalaman yang tidak terlupakan seumur hidup saya. Perjuangan melawan halusinasi tidaklah mudah, namun jangan mencoba untuk menyerah.

 

Fantasia Putri Photo Writer Fantasia Putri

Student in Binus University, photographer, music

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya