[CERPEN] Cerita Musim Semi

Angin berembus pelan, menggoyangkan kelopak bunga perlahan

Sekali lagi dia melirik jam dinding dengan perasaan tak menentu. Sudah 7 tahun peristiwa itu berlalu tapi masih saja luka itu menghantuinya. Luka lama yang belum bisa pulih sejak dulu.

Karena seorang gadis, hidup Hans berubah drastis. Di tengah- tengah kekalutanya, tiba-tiba terlintas bayangan seorang gadis di pikirannya. Gadis yang tempo lalu mengembalikan dompet miliknya. Entah apa yang Hans rasakan.

***

Hari yang cerah di awal musim semi yang indah. Matahari memancarkan hangat yang menjalar membuat bunga-bunga mekar di sepanjang jalan. Hamparan warna-warni bunga merengkuh setiap sudut gang dengan aroma khas semi yang datang.

Angin berembus pelan, menggoyangkan kelopak bunga perlahan, memberi sensasi tersendiri jika musim semi telah datang. Di  taman kota, jauh dari pusat keramaian tepatnya di Greenville, terlihat seorang gadis berjilbab biru muda sedang membaca sesuatu.

Gadis itu bernama  Zahrana. Dia adalah gadis cerdas yang berhasil mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studinya di Brown University. Setiap musim semi dia selalu menyempatkan  diri untuk sekadar jalan-jalan  sejenak menghilangkan penat dari tugas-tugas dan aktivitasnya di kampus.

Zahrana adalah gadis yang senang membaca buku dan novel. Baginya, buku atau novel mempunyai gaya dan cara tersendiri untuk membuat seorang pembaca terhanyut dalam kata-kata dan memperoleh pengetahuan yang belum dia dapatkan. Saat Zahrana sedang asyik membaca buku, terlihat dari kejauhan seorang pemuda sedang memperhatikanya dalam diam. 

Flashback on

Suara langkah kaki seseorang berpacu dengan cepat menyusuri jalanan Grenville untuk mecari taksi. Seorang pemuda tampan berprawakan tegap sedang terburu-buru. Pemuda itu bernama Hans. Dia  adalah CEO dari Corp Company yang bergerak dibidang properti. Di usianya yang ke 25 tahun, dia mempunyai karier yang cemerlang.

Namun sayang, hidupnya kurang sempurna karena dia belum juga menemukan tambatan hatinya. Masa lalu yang kelam mengubah Hans untuk menutup pintu hatinya rapat. Peristiwa itu menorehkan luka yang sudah terlalu lama menganga.

"Hei, tunggu!" Teriak seorang gadis dari kejauhan. 

Dia adalah Zahrana yang tidak sengaja melihat dompet milik Hans terjatuh. Sementara itu, taksi milik Hans sudah melenggang pergi. Kelihatanya, Hans tidak mendengar suara Zahrana. Zahrana berjalan untuk megambil dompet itu. Dilihatnya dompet itu dan di sana tertera nama Hans beserta alamat kantornya.

"Aku harus mengembalikanya," gumam Zahrana pelan

Gadis itu mencoba menghentikan taksi dan berusaha untuk mencari alamat kantor Hans untuk mengembalikan dompetnya. Setelah tiga puluh menit berlalu, Zahrana sampai di tempat itu. Sebuah gedung menjulang tinggi kokoh membuat Zahrana kagum. Para karyawan lalu lalang menghiasi gedung itu.

"MasyaAllah," gumam Zahrana.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Zahrana mulai masuk dan mencari ruang resepsionis untuk mencari informasi tentang Hans.

"Hello, I am Zahrana. I want to meet with Mr. Hans. Do you know his room? I want to give his wallet," pinta Zahrana.

"Wait a minute, I will call him for you," jawab resepsionis singkat.

Setelah resepsionis itu menelepon dan memberitahu Hans tentang keperluan Zahrana, akhirnya Hans membolehkannya masuk ke ruanganya. Melalui petunjuk resepsionis, akhirnya Zahrana sampai di  ruangan milik Hans. Zahrana pun mengetuk pintu. Setelah Hans mengizinkanya masuk, Zahrana pun masuk dan memberitahu tentang keperluannya.

"Maaf, apa benar Anda Mr. Hans?" tanya Zahrana

"Ya," jawab Hans dingin.

"Saya tidak sengaja menemukan dompet Anda di jalan. Ini saya kembalikan,"  tutur Zahrana sambil menyerahkan dompet itu.

"Ok, terima kasih. Kalau tidak ada keperluan lagi, bisa Anda keluar?" timpal Hans dingin.

Zahrana pun melangkah keluar dengan perasaan agak sedikit kesal. Dia berpikir bagaimana bisa ada pria sedingin itu. Tersenyum pun tidak dilakukanya. Kalau tidak dengan rasa kemanusiaan, mungkin Zahrana sudah berpikir dua kali untuk mengembalikan dompetnya mengingat pemiliknya yang amat dingin sedingin es. Zahrana berharap semoga pertemuan ini adalah pertemuan terakhir untuk dirinya dengan Hans.

Flashback off

Waktu begitu cepat bergulir. Tidak terasa musim semi kedua telah tiba. Aroma khas bunga-bunga menguar di sepanjang sudut kota. Kumbang-kumbang pun berterbangan dan berpesta merayakannya.

Seperti biasa, Hans menyempatkan untuk jalan-jalan sejenak menikmati udara musim Semi menggunakan mobil ferrari kesayanganya. Dia berniat untuk pergi ke taman kota. Saat dia sampai di taman kota dan turun dari mobil, dilihatnya seorang gadis berjilbab biru muda sedang duduk di taman asyik membaca sesuatu. Dia adalah Zahrana, gadis yang mengembalikan dompetnya tempo lalu.

"Who are you ? Why I always remember your face," gumam Hans lirih.

Melihat Zahrana, Hans memutuskan untuk pergi ke tempat lain dengan perasaan sedikit heran. Selama perjalanan, Hans sibuk melamunkan sesuatu.

"Ini adalah pertemuanku  kedua kalinya dengan gadis itu. Jika sampai untuk yang ketiga kalinya, berarti ini adalah takdir bagiku," gumam Hans lirih.

Baca Juga: [CERPEN] Labirin

Lusa Indrawati Photo Writer Lusa Indrawati

When the world around you is full of anger, chaos and hopelessness, I hope you can take a moment and read my beautiful world that I have written for you to make your world a bit brighter.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indiana Malia

Berita Terkini Lainnya