[CERPEN] Fajar Senja, Perasaan yang Tak Sempat Diperjuangkan

Senja tidak akan pernah bisa menjadi fajar, tapi keduanya memiliki keindahan yang sama. Tak perlu menjadi sempurna untuk memperjuangkan.

Siang itu, suasana lenggang dalam sebuah commuter line tujuan Bekasi - Jakarta. Seorang gadis terlihat duduk berdampingan dengan seorang pria, pandangan mereka lurus ke depan ke luar jendela kereta. Bisa kudengar percakapan diantara kedua orang itu dalam jarak satu meter dari sebelah kiri sang gadis.

"Kupikir kau akan mendukungku sepenuhnya dan seterusnya, ternyata hanya kata-kata dan saat itu saja." gadis itu memulai pembicaraan.

"Tidak ada seorang pun yang bisa selalu ada." pemuda itu membalas singkat.

"Orang-orang datang seperti sunrise, kemudian pergi seperti sunset. Memang hanya Tuhan yang selalu ada." gadis itu menunduk.

"Kau lebih menyukai sunrise dibanding sunset. Kau lebih menyukai gunung dari pada pantai. Tapi kau hampir tidak pernah mendaki dan lebih sering menyelam. Kau tidak bisa fokus." pria itu tersenyum kecut, gadis itu diam cukup lama. Pria itu juga. Sudah lima belas menit pertama kereta melaju.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

"Ada banyak hal yang baru aku ketahui, dan itu membuat pikiranku terbuka. Seberapa kuatnya aku berusaha aku tidak akan bisa menjadi sempurna." gadis itu berbicara lagi.

"Manusia tidak bisa hidup sendiri. Manusia membutuhkan teman untuk melengkapi kekurangannya agar bisa menjadi sempurna." pria itu terlihat memberikan sesuatu pada sang gadis. Lima menit mereka terdiam lagi, kereta akan sampai di stasiun Jatinegara.

"Aku mengerti mengapa kau tidak bisa berlama-lama sendiri." lirih gadis itu.

"Manusia tidak akan bisa menang melawan rasa kesepian." pria itu bangkit dari tempat duduknya. Kemudian ia turun tepat ketika kereta berhenti dan pintu dibuka. Sementara gadis itu terlihat sendu menatap sebuah kartu undangan di tangannya.

Bekasi, Februari 2016.

Melia Rosalina Photo Verified Writer Melia Rosalina

Menulis untuk belajar.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya