[NOVEL] Redum-BAB 1

Air mengucur dari rambutku yang lepek dan berbau tanah basah. Kaki telanjangku berjalan melewati jalan setapak. Rumput-rumput menggelitik kakiku. Meskipun rasanya geli, aku menyukainya. Ada perasaan yang aku tahu cara menimbulkannya, salah satunya adalah berjalan di jalan setapak dengan bertelanjang kaki.
Di kejauhan, rumahku terlihat seperti hewan peliharaan yang kedinginan di pinggir jalan. Lampu teras dibiarkan menyala, sedangkan seluruh lampu di dalam mati. Aku melewati rumah tetanggaku lalu menyeberangi jalanan yang penuh bayang-bayang. Kakiku merasakan sisa kehangatan yang diserap jalanan ini tadi sore.
Aku mengeluarkan telepon dan earphone dari saku celana yang masih basah, lalu mendengarkan "Everybody Wants To Rule The World" dari Tears for Fears. Ketika sampai di pekarangan, aku mengeraskan volume suara lalu mendendangkan liriknya.
Welcome to your life. There's no turning back. Di teras, aku mengambil kunci rumah di bawah keset lalu membuka pintu dengan sangat perlahan. Ayah dan Ibu biasanya sudah tidur, tetapi terkadang Ayah duduk di sofa dekat pintu untuk bertanya kenapa aku selalu pulang terlambat. Namun, malam ini, aku tidak melihat Ayah di mana pun. Jadi, aku langsung berjalan ke lantai atas setelah menaruh sepatu di rak. Pintu kamar Anna sedikit terbuka ketika aku melewatinya. Aku mengintip dan melihat Anna berbaring di ranjang.
"Sudah tidur?" tanyaku dengan suara sepelan mungkin. Aku mencopot salah satu earphone agar bisa mendengar jawaban Anna.
Anna membuka matanya. "Belum," bisiknya.
Aku berjinjit masuk ke kamar, lalu tidur di samping Anna dan menempelkan salah satu earphone ke telinganya. Anna mendengarkan sambil menatap langit-langit kamar. "Kamu basah lagi," katanya sambil menyentuh lenganku.
"Hmm."
"Kenapa harus selalu berenang saat malam hari, sih, Ra?"
Aku berkonsentrasi pada lirik lagu, pada apa pun selain pertanyaan Anna.
"Bagaimana kalau kamu terkena hipotermia?" tanyanya lagi.
"Tidak akan."
"Bagaimana kamu tahu?"
Mudah.
Air melindungiku, mendekapku, dan itu artinya aku merasakan kehangatan di dalam sana. Susah menjelaskannya. Rena sering bilang kalau aku adalah orang yang sering membelokkan kata-kata. Dan, mungkin dia benar.
Atau mungkin, salah.
"Rasanya menyenangkan kalau sudah terbiasa, An."
Anna kembali memejamkan matanya. "Lagu ini menyebalkan."
Aku tergelak, lalu memutuskan untuk memutar lagu lain.
Malam ini hampir sama seperti malam-malam sebelumnya, tetapi tentu tidak dengan siang harinya. Aku mengalami hal yang mengguncang seluruh sel di dalam tubuhku, itu sebabnya aku berenang. Air memenuhi guncangan itu dan meredakannya.
Seperti kata Rena: Kehidupan hanyalah tentang mencari pelarian.
***
Baca ribuan cerita seru dan tuliskan ceritamu sendiri di Storial!
storial.co
Facebook: Storial
Instagram: storialco
Twitter: StorialCo
YouTube: Storial co