10 Oleh-oleh Khas Sulawesi Selatan Ini Wajib Dibawa Pulang

Saat berkunjung ke suatu daerah, kamu pasti tidak pernah lupa untuk membawa beberapa oleh-oleh saat kembali ke daerah asal. Soal oleh-oleh, tentunya tiap daerah memiliki ciri khas tersendiri.

Sama seperti di daerah lainnya, di Sulawesi Selatan kamu bisa menemukan berbagai buah tangan yang bisa kamu bawa pulang untuk dibagikan pada keluarga ataupun rekan-rekan sekantor.

Bukan cuma soal rasa, oleh-oleh yang tersedia juga tentunya memiliki ciri khas provinsi Sulawesi Selatan yang telah dikenal bahkan hingga ke mancanegara. Lalu, apa saja oleh-oleh itu? Yuk, simak ulasan di bawah ini !

Tergolong sebagai kue kering khas suku Bugis, baruasa terbuat dari campuran tepung beras, telur, kelapa parut yang telah disangrai, dan gula pasir. Dalam proses pembuatannya, gula pasir yang digunakan bisa diganti dengan gula aren.

Beberapa daerah di Sulawesi Selatan memiliki tradisi untuk menyajikan baruasa dibeberapa acara penting seperti hajatan dan pernikahan. Memiliki rasa yang gurih, baruasa juga dapat dinikmati saat bersantai, ditemani kopi ,atau teh hangat.

Menjadi salah satu kopi terbaik yang telah mendunia, kopi toraja kini merupakan salah satu kopi yang menjadi ikon Sulawesi Selatan. Sebagian besar pencinta kopi pasti sudah pernah menikmati kopi yang satu ini.

Berasal dari dataran tinggi di Kabupaten Toraja, kopi toraja telah booming sejak tahun 70-an. Saat ini, kamu bisa menikmati kopi toraja arabika dan robusta. Walaupun berasal dari biji kopi yang sama, kedua jenis kopi toraja tersebut tetap memiliki perbedaan baik dari aroma maupun rasanya.

Saat berkunjung ke Kabupaten Bulukumba, jangan lupa untuk mencoba jagung marning. Di Bulukumba, kamu akan dengan mudah mendapatkan jagung marning dijajakan di sepanjang jalan.

Jagung marning terbuat dari olahan jagung pulut kering yang digoreng dalam minyak panas. Selain itu, jagung marning memiliki perpaduan berbagai rasa, mulai dari manis, asin, dan sedikit pedas sehingga menciptakan cita rasa yang gurih dan renyah.

Di Makassar, kue yang satu ini disebut bannang-bannang, tapi di beberapa daerah terutama di tanah Bugis, kue ini disebut nennu'-nennu'.

Bentuknya memang seperti benang kusut dan memiliki rasa yang manis, karena itu kue ini dilambangkan sebagai sebuah harapan dalam kehidupan pernikahan yang manis dan langgeng.

Bannang-bannang terbuat dari tepung beras, gula aren, air dan minyak kelapa. Dalam proses penggorengannya dibutuhkan teknik khusus agar adonan bisa digulung dan tidak hangus.

Bolu rampah merupakan salah satu kue khas kota Makassar dan kini terdapat di beberapa daerah lainnya. Hampir sama dengan kue bolu pada umumnya, tapi yang membedakan untuk kue bolu yang satu ini dibuat dengan menngunakan rempah berupa bubuk kayu manis.

Warnanya yang kecokelatan bukan berasal dari cokelat, melainkan dari gula aren. Teksturnya yang lembut, ringan, dan fluffy, membuat kue bolu ini paling pas dinikmati bersama teh dan kopi hangat.

Keju lokal asal Sulawesi Selatan, terutama di Kabupaten Enrekang. Dangke terbuat dari bahan khusus berupa susu kerbau dengan tambahan irisan buah dan daun pepaya yang masih muda. Umumnya kamu akan menemukan dangke basah yang dibungkus dengan daun pisang yang berguna untuk menyamarkan rasa daun pepaya yang pahit pada dangke.

Memiliki tekstur seperti tahu serta memiliki rasa dan aroma yang gurih seperti keju, dangke sering disajikan dengan cara dipanggang terlebih dahulu. Tapi, kini kamu bisa menikmati dangke dengan mudah dalam bentuk kerupuk yang gak kalah enak.

Saat berkunjung ke kota Makassar dan menikmati pisang ijo, kamu pasti akan menjumpai cairan berwarna merah di atasnya. Cairan merah itu adalah sebuah sirup dengan rasa pisang ambon yang biasa disebut dengan sirup DHT. Sirup DHT memang adalah sebuah brand dari sirup pisang ambon ini.

Rasanya yang khas dan unik, membuat sirup yang satu ini tak bisa lepas dari nikmatnya es pisang ijo dan pallubutung. Karena itu, sirup ini sering dijadikan buah tangan para wisatawan lokal hingga mancanegara.

Sama seperti namanya, kamu akan menemukan bakso goreng ini di Kios Ati Raja Makassar. Di Makassar, bakso memiliki sebutan yang berbeda, biasa disebut nyuk nyang dan memiliki cita rasa yang berbeda dari bakso di pulau Jawa.

Bakso goreng Ati Raja memiliki tampilan seperti tahu goreng dan berbentuk bulat. Bakso goreng ini bertekstur padat dan kenyal dengan irisan daun bawang di dalamnya. Karena itu, bakso goreng ini menjadi favorit para pelanggannya sejak tahun 1995.

Saat berkunjung ke berbagai rumah makan, restoran ataupun penjual bakso keliling di kota Makassar, kamu mungkin akan sering mendapati sambal yang satu ini. Sambal kuning merupakan sambal favorit warga lokal karena rasanya yang unik. Selain pedasnya yang gak main-main, sambal ini juga memiliki rasa yang sedikit pahit, aroma yang menyengat dan berwarna kuning.

Rasanya yang menyengat ini berasal dari cabai rawit pilihan berupa cabai dengan warna kuning ataupun oranye. Sambal kuning paling pas dinikmati bersama bakso, mie kuah, mie goreng, mie titi, dan berbagai gorengan.

Karena konsumsi ikan yang cukup tinggi, kamu bisa menemukan berbagai olahan berbahan dasar ikan di Sulawesi Selatan. Salah satunya adalah abon ikan cakalang. Di Makassar, abon ikan cakalang sering dinikmati bersama nasi kuning karena rasanya yang gurih.

Ikan cakalang atau ikan tuna dikukus telebih dahulu, kamudian dihaluskan dan diberi bumbu berupa bawang merah, bawang putih, kemiri, gula aren, cabai rawit, daun jeruk dan garam. Rasanya yang gurih, manis dan sedikit pedas membuat abon ikan cakalang sangat lezat untuk dinikmati bersama nasi hangat.

Sekarang gak perlu bingung lagi untuk bawa pulang oleh-oleh apa saja setelah berkunjung ke Sulawesi Selatan. Selain oleh-oleh yang telah disebutkan di atas, tentunya masih banyak lagi jajanan ataupun camillan yang bisa kamu jadikan oleh-oleh.

10 Oleh-oleh Khas Sulawesi Selatan Ini Wajib Dibawa Pulang

1. Baruasa

2. Kopi Toraja

Editorial Team

Tonton lebih seru di