ilustrasi tekstur canele (commons.wikimedia.org/Rhododendrites)
Kalau dilihat sekilas, canele dan bika ambon memang gak mirip, tapi kalau sudah dicoba, ada kemiripan dalam hal tekstur. Canele punya bagian luar yang keras dan karamelisasi, sedangkan bagian dalamnya lembut serta kenyal. Hal ini mirip dengan bika ambon yang punya tekstur berserat dengan rasa manis khas. Bedanya, canele lebih padat dan punya aroma rum yang kuat, sementara bika ambon lebih ringan dan beraroma pandan.
Teknik pemanggangan yang digunakan juga berbeda. Canele dipanggang dalam cetakan tembaga khusus dengan suhu tinggi agar bagian luarnya renyah, sementara bika ambon lebih banyak menggunakan teknik fermentasi untuk mendapatkan tekstur berseratnya.
Keunikan tekstur ini berasal dari adonannya yang cukup cair dan proses pemanggangan yang spesifik. Adonan canele mengandung telur, susu, gula, tepung, serta rum yang setelah didiamkan selama beberapa jam baru dipanggang hingga membentuk karamelisasi di permukaan.
Kalau bika ambon mendapatkan seratnya dari penggunaan air nira atau santan yang difermentasi, canele justru bergantung pada teknik pemanggangan serta kandungan gula yang cukup tinggi untuk menciptakan tekstur kontras ini. Jadi, kalau kamu penasaran gimana rasanya, jangan kaget kalau luarannya agak keras, tapi dalamnya super lembut!