Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi canele (commons.wikimedia.org/City Foodsters)

Kalau bicara soal makanan khas Prancis, mungkin yang pertama kali terlintas di pikiran yaitu croissant atau macaron. Tapi, ada satu kue kecil yang sering disejajarkan dengan bika ambon, yaitu canele. Dari luar tampak gelap dan sedikit keras, tapi bagian dalamnya lembut dan penuh aroma manis dari rum serta vanila.

Kue kecil ini punya keunikan yang bikin banyak orang membandingkannya dengan jajanan khas Medan tersebut. Penasaran kenapa dibilang bika ambon khas Prancis? Yuk, simak lima fakta canele berikut ini.

1. Canele punya tekstur unik yang mirip bika ambon

ilustrasi tekstur canele (commons.wikimedia.org/Rhododendrites)

Kalau dilihat sekilas, canele dan bika ambon memang gak mirip, tapi kalau sudah dicoba, ada kemiripan dalam hal tekstur. Canele punya bagian luar yang keras dan karamelisasi, sedangkan bagian dalamnya lembut serta kenyal. Hal ini mirip dengan bika ambon yang punya tekstur berserat dengan rasa manis khas. Bedanya, canele lebih padat dan punya aroma rum yang kuat, sementara bika ambon lebih ringan dan beraroma pandan.

Teknik pemanggangan yang digunakan juga berbeda. Canele dipanggang dalam cetakan tembaga khusus dengan suhu tinggi agar bagian luarnya renyah, sementara bika ambon lebih banyak menggunakan teknik fermentasi untuk mendapatkan tekstur berseratnya.

Keunikan tekstur ini berasal dari adonannya yang cukup cair dan proses pemanggangan yang spesifik. Adonan canele mengandung telur, susu, gula, tepung, serta rum yang setelah didiamkan selama beberapa jam baru dipanggang hingga membentuk karamelisasi di permukaan.

Kalau bika ambon mendapatkan seratnya dari penggunaan air nira atau santan yang difermentasi, canele justru bergantung pada teknik pemanggangan serta kandungan gula yang cukup tinggi untuk menciptakan tekstur kontras ini. Jadi, kalau kamu penasaran gimana rasanya, jangan kaget kalau luarannya agak keras, tapi dalamnya super lembut!

2. Asal usulnya berawal dari biara di Bordeaux

ilustrasi canele (commons.wikimedia.org/DimiTalen)

Banyak yang mengira canele adalah kue modern, tapi sebenarnya kue ini sudah ada sejak abad ke-18. Konon, canele pertama kali dibuat oleh para biarawati di Bordeaux yang ingin memanfaatkan kuning telur sisa dari pembuatan anggur.

Di Prancis, para pembuat anggur sering menggunakan putih telur untuk menjernihkan anggur, jadi sisa kuning telurnya dimanfaatkan untuk membuat berbagai jenis kue, termasuk canele. Dengan tambahan susu, gula, dan rum, terciptalah adonan yang kemudian dipanggang dalam cetakan kecil berbentuk silinder berlekuk.

Namun, canele sempat menghilang dari peredaran sebelum akhirnya kembali populer pada abad ke-20 berkat para pembuat roti di Bordeaux. Kue ini kemudian menjadi ikon kuliner daerah tersebut dan bahkan memiliki asosiasi khusus bernama "confrérie du canelé de Bordeaux" yang bertugas menjaga keaslian resepnya.

Mirip dengan bagaimana Bika Ambon dikenal sebagai kue khas Medan, canele pun punya identitas kuat sebagai bagian dari tradisi kuliner Prancis.

3. Cetakan tembaga jadi kunci kerenyahan canele

ilustrasi cetakan canele (commons.wikimedia.org/Nicolo)

Kalau kamu pernah coba bikin canele di rumah tapi hasilnya gak seperti yang dijual di toko pastry, mungkin masalahnya ada di cetakan yang digunakan. Cetakan tembaga adalah kunci utama dalam menciptakan tekstur renyah di luar dan lembut di dalam. Material ini bisa menghantarkan panas dengan sangat baik sehingga memungkinkan adonan mengalami karamelisasi sempurna saat dipanggang.

Selain itu, cetakan ini juga dilapisi dengan lapisan lilin lebah yang membantu adonan tidak lengket sekaligus memberi aroma khas pada canele.

Banyak orang mencoba menggunakan cetakan silikon atau loyang biasa, tapi hasilnya gak akan seautentik canele asli dari Bordeaux. Selain itu, suhu oven yang digunakan juga sangat tinggi, sekitar 200 derajat Celsius agar bagian luarnya bisa terbentuk sempurna. Makanya, canele sering dianggap sebagai salah satu kue yang cukup sulit dibuat, karena kalau terlalu matang bisa jadi pahit, tapi kalau kurang matang bagian dalamnya bisa terlalu lembek.

4. Butuh waktu lama untuk membuat canele yang sempurna

ilustrasi adonan canele (commons.wikimedia.org/Nicolo)

Mungkin kamu berpikir membuat canele sama mudahnya dengan memanggang kue bolu biasa, tapi kenyataannya butuh waktu cukup lama agar hasilnya sempurna. Salah satu tahap penting dalam proses pembuatan canele adalah membiarkan adonan beristirahat selama minimal 24 jam sebelum dipanggang. Ini dilakukan supaya bahan-bahannya menyatu dengan baik dan menghasilkan tekstur yang khas. Tanpa tahap ini, canele bisa jadi kurang kenyal dan aromanya gak akan terlalu kuat.

Selain itu, ada juga tantangan dalam hal memanggangnya. Kalau suhunya terlalu rendah, bagian luarnya gak akan jadi renyah, tapi kalau terlalu tinggi, bisa gosong dengan cepat. Proses pemanggangan juga harus dilakukan dalam waktu yang cukup lama, sekitar satu jam, agar bagian dalamnya matang sempurna. Jadi, kalau kamu berencana mencoba bikin sendiri, pastikan kamu punya cukup waktu dan kesabaran ya!

5. Rasa canele bisa dimodifikasi sesuai selera

ilustrasi canele (commons.wikimedia.org/Roboppy)

Secara tradisional, canele dibuat dengan rasa klasik dari rum dan vanila. Tapi seiring berjalannya waktu banyak versi baru yang bermunculan. Di beberapa tempat, ada yang menambahkan cokelat, teh hijau, atau bahkan kopi untuk variasi rasa yang lebih modern. Beberapa toko roti di Jepang bahkan mengganti rum dengan matcha untuk memberikan sentuhan khas Asia. Ini mirip dengan bagaimana bika ambon juga mengalami variasi, seperti bika ambon pandan atau keju yang lebih populer di Indonesia.

Namun, meskipun bisa dimodifikasi, banyak pencinta canele yang tetap lebih suka versi originalnya karena rasa khas dari rum dan vanila yang sulit tergantikan. Kalau kamu ingin mencoba versi berbeda, kamu bisa bereksperimen dengan menambahkan sedikit kayu manis atau ekstrak jeruk untuk memberi aroma yang lebih segar. Tapi tetap, keunikan utama dari canele adalah perpaduan sempurna antara rasa manis karamel dan tekstur lembut di dalamnya.

Canele mungkin belum sepopuler croissant atau macaron, tapi kue ini punya pesona unik yang bikin banyak orang jatuh cinta. Teksturnya yang kontras, proses pembuatannya yang rumit, dan sejarah panjangnya menjadikannya salah satu kue khas Prancis yang patut dicoba. Siapa tahu setelah mencobanya, kamu jadi punya kue favorit baru selain bika ambon!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team