Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Menarik tentang Hubungan Makanan dan Suasana Hati

ilustrasi seseorang membeli makanan
ilustrasi seseorang membeli makanan (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Makanan memengaruhi produksi hormon pengatur emosi.
  • Kadar gula darah berpengaruh pada kestabilan mood.
  • Usus memiliki peran besar dalam mengatur perasaan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Makanan sering dianggap hanya sebagai sumber energi untuk tubuh. Banyak orang fokus pada rasa, porsi, dan kandungan gizinya tanpa memikirkan dampaknya pada kondisi emosional. Padahal, apa yang kita makan setiap hari memiliki hubungan erat dengan suasana hati. Perasaan senang, tenang, gelisah, atau mudah marah bisa dipengaruhi oleh pilihan makanan. Hubungan ini gak bersifat kebetulan, melainkan melibatkan proses biologis yang cukup kompleks.

Tubuh dan pikiran bekerja sebagai satu kesatuan yang saling memengaruhi. Ketika makanan masuk ke dalam tubuh, bukan hanya sistem pencernaan yang bereaksi. Otak juga menerima berbagai sinyal kimia yang dapat memengaruhi emosi dan suasana hati. Proses ini terjadi terus-menerus tanpa kita sadari. Inilah alasan mengapa pola makan tertentu sering dikaitkan dengan perubahan mood. Berikut lima fakta menarik yang menunjukkan betapa kuatnya hubungan antara makanan dan suasana hati.

1. Makanan memengaruhi produksi hormon pengatur emosi

ilustrasi makanan
ilustrasi makanan (pexels.com/Skyler Ewing)

Otak mengatur suasana hati melalui berbagai hormon dan neurotransmiter. Zat seperti serotonin, dopamin, dan norepinefrin berperan besar dalam mengatur perasaan senang dan tenang. Bahan pembentuk hormon tersebut sebagian besar berasal dari makanan. Asam amino, vitamin, dan mineral tertentu dibutuhkan agar produksi hormon berjalan optimal. Tanpa asupan yang cukup, keseimbangan kimia otak bisa terganggu.

Ketika tubuh kekurangan nutrisi penting, produksi hormon pengatur emosi dapat menurun. Kondisi ini membuat seseorang lebih mudah merasa lelah, cemas, atau murung. Sebaliknya, asupan makanan seimbang membantu otak bekerja lebih stabil. Perubahan suasana hati sering kali bukan hanya dipicu oleh situasi emosional. Faktor biologis dari makanan memiliki peran yang sama pentingnya.

2. Kadar gula darah berpengaruh pada kestabilan mood

ilustrasi makanan pedas
ilustrasi makanan pedas (freepik.com/jcomp)

Gula darah merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga suasana hati. Otak sangat bergantung pada glukosa sebagai sumber energi utama. Ketika kadar gula darah turun drastis, otak kekurangan bahan bakar. Kondisi ini dapat memicu rasa mudah marah, lemas, dan sulit berkonsentrasi. Perubahan mood ini sering terjadi tanpa disadari.

Makanan tinggi gula sederhana dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat. Setelah lonjakan tersebut, kadar gula bisa turun dengan tajam. Fluktuasi ini membuat suasana hati menjadi gak stabil. Makanan dengan karbohidrat kompleks membantu menjaga kadar gula darah lebih seimbang. Kestabilan ini berkontribusi pada mood yang lebih konsisten sepanjang hari.

3. Usus memiliki peran besar dalam mengatur perasaan

ilustrasi makan makanan manis
ilustrasi makan makanan manis (pexels.com/Andres Ayrton)

Usus sering disebut sebagai otak kedua dalam tubuh manusia. Di dalam usus terdapat jutaan sel saraf yang terhubung langsung dengan otak. Sistem ini dikenal sebagai gut-brain axis. Kondisi usus memengaruhi cara otak mengatur emosi. Hubungan ini membuat kesehatan pencernaan sangat berpengaruh pada suasana hati.

Mikroorganisme baik di usus membantu produksi senyawa yang mendukung fungsi otak. ketidakseimbangan mikrobiota usus dapat memicu perasaan cemas atau gak nyaman. Pola makan tertentu memengaruhi komposisi bakteri di usus. Makanan yang mendukung kesehatan pencernaan membantu menjaga stabilitas emosi. Hubungan ini menunjukkan bahwa suasana hati gak hanya berasal dari pikiran.

4. Lemak tertentu berperan dalam kesehatan mental

ilustrasi seseorang makan banyak
ilustrasi seseorang makan banyak (freepik.com/wayhomestudio)

Gak semua lemak berdampak buruk bagi tubuh dan pikiran. Lemak tertentu justru dibutuhkan untuk fungsi otak yang optimal. Otak manusia sebagian besar tersusun dari lemak. Struktur ini membuat asupan lemak berkualitas menjadi sangat penting. Kekurangan jenis lemak tertentu dapat memengaruhi fungsi kognitif dan emosional.

Lemak berperan dalam menjaga fleksibilitas membran sel otak. Kondisi ini membantu komunikasi antar sel saraf berjalan lancar. Ketika komunikasi terganggu, regulasi emosi bisa ikut terpengaruh. Asupan lemak yang tepat membantu menjaga kestabilan suasana hati. Fakta ini menunjukkan bahwa kualitas makanan lebih penting daripada sekadar jumlahnya.

5. Pola makan memengaruhi respons stres tubuh

ilustrasi seseorang makan donat
ilustrasi seseorang makan donat (pexels.com/Andres Ayrton)

Tubuh merespons stres melalui sistem hormonal yang kompleks. Respons ini dipengaruhi oleh kondisi fisik dan nutrisi yang tersedia. Pola makan gak teratur dapat meningkatkan sensitivitas terhadap stres. Tubuh menjadi lebih reaktif terhadap tekanan kecil. Akibatnya, suasana hati lebih mudah terganggu.

Makanan berperan dalam mendukung sistem adaptasi tubuh terhadap stres. Nutrisi tertentu membantu menenangkan sistem saraf. Pola makan yang konsisten memberi sinyal stabilitas pada tubuh. Stabilitas ini membantu otak mengelola stres dengan lebih baik. Suasana hati pun menjadi lebih terkendali dalam situasi sulit.

Hubungan antara makanan dan suasana hati jauh lebih dalam dari yang sering disadari. Setiap pilihan makanan memberi dampak pada proses biologis yang mengatur emosi. Otak, usus, hormon, dan sistem saraf bekerja bersama merespons apa yang kita konsumsi. Perubahan kecil dalam pola makan bisa membawa perbedaan besar pada perasaan sehari-hari. Makanan menjadi bagian dari keseimbangan emosional, bukan sekadar sumber energi.

Memahami hubungan ini membantu kita lebih bijak dalam memilih makanan. Menjaga suasana hati bukan hanya soal mengelola pikiran, tapi juga merawat tubuh. Pola makan seimbang memberi dukungan nyata bagi kesehatan mental. Setiap hidangan menjadi kesempatan untuk mendukung kondisi emosional yang lebih baik. Dari dapur sederhana, kita bisa membangun suasana hati yang lebih stabil dan positif.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us

Latest in Food

See More

Resep Jagung Bakar Keju, Camilan Hangat di Malam Tahun Baru

30 Des 2025, 16:20 WIBFood