Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Makanan Pengganti Daging Kaya Protein, Cocok untuk Vegetarian 

ilustrasi tahu (pixabay.com/621hjmit)

Vegetarian merupakan sebutan untuk mereka yang kesehariannya tidak mengonsumsi makanan dari makhluk hidup, misalnya, daging dan unggas. Jadi, mereka hanya mengonsumsi makanan dari tumbuh-tumbuhan saja. Biasanya pola hidup yang seperti ini dilakukan oleh orang-orang yang sedang menjalani program diet.

Sebagai seorang vegetarian, ada beberapa manfaat yang diperoleh, seperti menjaga berat badan tetap ideal, hingga memiliki tingkat kolesterol yang lebih sehat. Menjadi seorang vegetarian bukan berarti tak membutuhkan protein untuk tubuh. Supaya asupan protein dalam tubuh tetap terjaga, berikut lima makanan kaya protein yang bisa dikonsumsi sebagai pengganti daging.

1. Tepung konyaku

ilustrasi tepung konyaku (pixabay.com/Bru-nO)
ilustrasi tepung konyaku (pixabay.com/Bru-nO)

Mungkin bagi sebagian orang, nama tepung konyaku masih terdengar asing. Tepung ini dibuat dari umbi konjak. Kandungan serat yang sangat tinggi dalam tepung konyaku membuatnya cocok dijadikan sebagai menu diet.

Bagi para vegetarian, tepung konyaku biasanya digunakan untuk menu seafood, salah satunya udang. Cara membuatnya yaitu dengan melarutkan tepung konyaku di dalam air, lalu dimasak hingga mendidih.

Kemudian, tambahkan sedikit pewarna merah dan dimasukkan ke dalam cetakan berbentuk udang. Setelah itu, udang yang terbuat dari tepung konyaku pun siap dimasak sesuai selera. Misalnya, dijadikan dimsum, sukiyaki, atau campuran bakso ikan.

2. Protein kedelai

ilustrasi kedelai (pixabay.com/Jing)

Kacang kedelai dikenal sebagai sumber protein nabati dengan kandungan sekitar 38 persen. Untuk mengganti konsumsi daging, kamu bisa menggunakan bubuk protein kedelai yang dicampur dengan rumput laut. Proses pembuatannya terbilang cukup mudah.

Kamu hanya perlu mencampurkan bubuk protein kedelai, rumput laut, dan air. Lalu uleni adonan kemudian dicetak menyerupai ikan. Selanjutnya dikukus hingga matang. Nantinya ikan yang terbuat dari bubuk protein kedelai bisa dikreasikan menjadi otak-otak, pepes, atau gulai ikan.

3. Jamur

ilustrasi jamur shitake (pixabay.com/cmtsouthshoreroad)

Jamur yang biasanya digunakan sebagai pengganti daging yang berserat adalah jenis jamur shitake atau jamur tungku. Cara mengolahnya yaitu dengan digeprek pada bagian kaki jamur.

Dengan, begitu maka serat-serat pada jamur yang menyerupai daging bisa terlihat. Sebagai pengganti daging, jamur shitake atau jamur tungku bisa kamu manfaatkan untuk dibuat menjadi steik daging, sop buntut, atau ayam teriyaki.

4. Gluten

ilustrasi gluten (pixabay.com/ivabalk)
ilustrasi gluten (pixabay.com/ivabalk)

Ekstraksi gluten didapat dari pembuatan adonan tepung terigu. Mula-mula air dituangkan ke tepung terigu sedikit demi sedikit sembari diuleni hingga adonan menjadi tak lengket di tangan. Selanjutnya adonan direndam dalam air selama semalaman.

Setelah itu, adonan dicuci hingga hanya tertinggal protein terigu atau gluten saja. Agar bisa diolah sesuai keperluan, gluten harus direbus terlebih dahulu. Biasanya gluten dibuat menjadi sate, rendang, dan sosis.

5. Tahu

ilustrasi tahu (pixabay.com/621hjmit)
ilustrasi tahu (pixabay.com/621hjmit)

Tahu yang kaya akan kandungan protein ini sebenarnya merupakan bahan makanan yang sangat fleksibel, karena bisa dijadikan sebagai hidangan lain. Misalnya, dijadikan sebagai ikan. Proses pembuatannya pun mudah.

Mula-mula tahu dihaluskan dan dicampur dengan bumbu-bumbu, seperti saus tomat, garam laut, lada, dan rempah-rempah lainnya untuk menambah cita rasa yang mirip seperti ikan. Kemudian adonan dicetak menjadi bentuk ikan. Selesai dicetak, tahu bisa dipanggang atau digoreng sesuai dengan selera.

Dengan semakin maraknya anjuran gaya hidup sehat dan kepedulian terhadap lingkungan, pilihan bahan makanan pengganti daging pun semakin populer. Dari sayuran hingga alternatif protein nabati yang inovatif, memasukkan lima bahan makanan pengganti daging ke dalam menu sehari-hari bisa menjadi salah satu langkah mendukung gaya hidup lebih sehat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sinta Listiyana
EditorSinta Listiyana
Follow Us