Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi makanan tradisional halal di China (pexels.com/cottonbro studio)

China merupakan negara dengan kekayaan budaya kuliner yang luar biasa. Namun, bagi kamu yang beragama Islam, mencari makanan halal bisa menjadi tantangan tersendiri di negara dengan mayoritas penduduk non-muslim ini. Untungnya, makanan tradisional halal di China ternyata cukup beragam dan bisa ditemukan di berbagai kota, terutama di daerah yang memiliki komunitas muslim seperti Xi’an, Beijing, dan wilayah Xinjiang.

Sebagai traveler muslim, penting untuk memahami jenis makanan yang sesuai dengan prinsip halal, serta mengenali daerah atau restoran yang menyajikannya. Artikel ini akan membantu kamu mengenali makanan halal khas China yang populer dan aman dikonsumsi, serta memberikan informasi lengkap agar perjalanan kulinermu tetap nyaman dan sesuai syariat.


1. Mie lamian, mie tarik khas muslim Hui

ilustrasi mie lamian (pexels.com/J.D. Books)

Mie lamian adalah salah satu makanan halal yang paling ikonik di China. Makanan ini berasal dari komunitas muslim Hui yang banyak tersebar di wilayah barat laut China seperti Lanzhou dan Xi’an. Mie ini dibuat dengan cara ditarik-tarik menggunakan tangan sehingga menghasilkan tekstur kenyal dan panjang. Biasanya, lamian disajikan dalam kuah kaldu sapi yang bening dan gurih, lengkap dengan irisan daging sapi halal, sayuran, serta daun ketumbar yang menyegarkan.

Kamu bisa menemukan lamian di banyak restoran halal yang memiliki logo qingzhen (清真) yang menandakan kehalalan tempat tersebut. Selain varian kuah, ada juga lamian goreng (chǎo lāmiàn) yang diolah dengan daging sapi, sayuran, dan kecap halal. Pastikan kamu memperhatikan dapur dan cara penyajian, karena di beberapa daerah, restoran bisa menyajikan menu non-halal juga dalam satu tempat.


2. Dapanji, ayam besar khas Xinjiang

ilustrasi dapanji Xinjiang (YouTube.com/RecipeTin Eats)

Dapanji yang berarti ayam piring besar adalah hidangan khas etnis Uighur yang mendiami wilayah Xinjiang. Hidangan ini terdiri dari potongan ayam yang dimasak dengan kentang, paprika, bawang putih, dan cabai. Semuanya dimasak dalam bumbu kental yang gurih dan sedikit pedas. Biasanya disajikan di atas piring besar dan dimakan bersama dengan mie lebar (pídài miàn) atau roti pipih Uyghur seperti naan. Dapanji cocok dikonsumsi untuk kamu yang bepergian bersama keluarga atau teman karena porsinya besar dan bisa dinikmati bersama.

Karena asalnya dari komunitas muslim Uighur, makanan ini umumnya dijamin halal dan bisa ditemukan di restoran Uighur di kota-kota besar seperti Beijing, Shanghai, dan Guangzhou. Selain itu, cita rasa pedas dan aroma rempahnya membuat dapanji digemari oleh banyak pengunjung lokal dan internasional.


3. Shaobing dan naan Uighur, jadi pilihan roti halal

ilustrasi shaobing Uighur (pixabay.com/Servetphotograph)

Jika kamu mencari makanan ringan atau sarapan halal, cobalah shaobing, roti panggang khas China yang biasanya diisi daging sapi, wijen, atau bawang hijau. Versi halalnya banyak dijual oleh pedagang muslim di pagi hari, terutama di sekitar masjid atau kawasan Muslim. Teksturnya renyah di luar dan lembut di dalam sangat pas untuk teman teh panas atau susu kedelai (dòu jiāng).

Alternatif lainnya adalah roti Uighur seperti naan atau girde naan yang merupakan bagian dari budaya makan komunitas muslim Xinjiang. Roti ini berukuran lebar dan berbentuk bundar, dibuat dari adonan gandum dan dipanggang dalam oven tanah liat. Biasanya dinikmati bersama kari daging atau sup halal. Roti-roti ini gak hanya mengenyangkan tapi juga mencerminkan budaya kuliner Islam yang telah lama berakar di China barat, lho.


4. Kǎo ròu chuàn, sate daging kambing dan sapi khas Uighur

ilustrasi kao rou chuan Xinjiang, China (YouTube.com/Yi's Sichuan Kitchen)

Kamu yang rindu dengan sate atau makanan bakar wajib mencoba kebab Uighur. Dikenal dengan nama kaorou chuan, makanan ini berupa daging kambing atau sapi dipotong kecil-kecil, ditusuk, lalu dipanggang di atas bara api. Biasanya dibumbui dengan garam, jintan (zīrán), dan cabai bubuk sehingga menghasilkan cita rasa yang kuat dan menggugah selera.

Kebab ini bisa kamu temui di sepanjang jalan di Xinjiang atau di kawasan muslim kota besar lainnya seperti Xi’an dan Chengdu. Banyak penjual kaki lima yang menjajakan makanan ini dengan cara tradisional. Harganya pun terjangkau dan bisa menjadi alternatif makan malam halal yang nikmat. Karena dijual oleh komunitas muslim, kamu bisa lebih tenang soal kehalalannya.


5. Niú ròu tāng dan niu rou bing

ilustrasi niu rou bing China (YouTube.com/HappyFoodChannel)

Selain mie dan daging panggang, sup juga merupakan bagian penting dari makanan halal di China. Salah satu yang populer adalah niu rou tang atau sup daging sapi. Sup ini menggunakan kaldu yang direbus lama bersama tulang sapi, menghasilkan rasa gurih alami yang kaya. Biasanya disajikan dengan irisan lobak, daun bawang, dan kadang mie atau nasi.

Kamu juga bisa menemukan olahan lain dari daging sapi seperti niu rou bing, yaitu semacam pancake gurih berisi daging sapi cincang. Ada juga daging sapi tumis dengan paprika (qīngjiāo chǎo niúròu) yang menjadi menu halal andalan di banyak restoran muslim. Hidangan-hidangan ini menampilkan penggunaan bahan dan metode masak halal, jadi kamu bisa menikmati dengan aman.

Menjelajahi kuliner China gak harus membuat kamu khawatir soal kehalalan makanan. Dengan memahami makanan tradisional halal di China dan mengetahui di mana bisa menemukannya, kamu bisa menikmati kekayaan rasa kuliner tanpa melanggar prinsip agama. Pastikan juga untuk selalu mencari restoran yang memiliki sertifikasi halal atau dimiliki oleh komunitas muslim agar kamu bisa makan dengan tenang, ya.



This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team