Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sate klathak
ilustrasi sate klathak (commons.wikimedia.org/Danangtrihartanto)

Intinya sih...

  • Pilih daging kambing muda berkualitas untuk rasa juicy dan gurih

  • Gunakan garam kasar dan merica baru digiling agar rasa sate klathak optimal

  • Tambahkan sedikit perasan jeruk nipis untuk mengurangi bau prengus pada daging kambing

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kalau kamu pernah mencicipi sate klathak khas Yogyakarta, pasti sudah tahu betapa unik dan gurihnya hidangan ini. Meski terlihat sederhana hanya dengan bumbu garam dan lada, rasanya bisa begitu kuat dan melekat di lidah. Nah, banyak orang penasaran bagaimana cara membuat bumbu sate klathak yang gurih seperti di kedai aslinya.

Di balik kesederhanaan bumbu, ada beberapa trik yang menentukan rasa sate klathak menjadi lebih mantap. Kalau kamu ingin mencoba membuatnya sendiri di rumah, simak lima rahasia berikut yang wajib kamu terapkan.

1. Gunakan daging kambing muda berkualitas

ilustrasi daging kambing (pixabay.com/Zichrini)

Pemilihan daging adalah faktor penting untuk menentukan cita rasa sate klathak. Daging kambing muda cenderung lebih empuk, gurih, dan tidak berbau menyengat. Selain itu, daging bagian paha atau has luar sangat pas karena teksturnya tidak terlalu keras.

Potong daging dalam ukuran sedikit besar agar rasa juicy tetap terasa saat dipanggang. Sebelum mulai ditusuk, pastikan daging disimpan dalam suhu dingin agar seratnya lebih stabil. Dengan begitu, sate akan terasa lembut tanpa harus direndam bumbu berjam-jam.

2. Gunakan garam kasar dan merica yang baru digiling

ilustrasi garam laut kasar (pixabay.com/andreas160578)

Walau sederhana, perpaduan garam dan merica menjadi kunci rasa sate klathak. Menggunakan garam kasar membuat proses peresapan rasa lebih optimal ke dalam serat daging. Garam ini juga akan membantu menjaga kelembapan daging saat dipanggang.

Merica yang baru digiling memberikan aroma pedas dan gurih yang lebih tajam. Dibandingkan bubuk merica kemasan, aromanya bisa jauh lebih kuat. Cukup taburkan sebelum pemanggangan untuk menjaga rasa tetap dominan.

3. Tambahkan sedikit perasan jeruk nipis untuk mengurangi bau prengus

ilustrasi jeruk nipis (pixabay.com/congerdesign)

Salah satu tantangan mengolah daging kambing adalah bau prengus yang khas. Untuk mengatasi ini, peras sedikit jeruk nipis langsung pada potongan daging sebelum diberi bumbu. Asam alaminya membantu menetralkan aroma dan menyegarkan rasa.

Pastikan kamu tidak menggunakan terlalu banyak jeruk agar daging tidak kering. Diamkan beberapa menit agar efeknya bekerja dengan baik. Setelah itu, bumbui dengan garam dan merica seperti biasanya.

4. Panggang menggunakan bara arang untuk rasa smoky

ilustrasi arang (pixabay.com/Skitterphoto)

Ciri khas sate klathak adalah aroma smoky yang keluar dari proses memanggang dengan arang. Bara api memberikan panas yang stabil sehingga daging matang merata dan tidak gosong di luar. Selain itu, asap arang menambah kompleksitas rasa gurih.

Posisikan sate cukup dekat dengan bara, namun jauh dari api yang berkobar. Balik sate secara berkala agar teksturnya merata dan tidak kering. Dengan teknik ini, rasa sate klathak semakin mirip kedai asli di Yogyakarta.

5. Sajikan dengan kuah gulai sederhana sebagai pelengkap

ilustrasi sate klathak (commons.wikimedia.org/Danangtrihartanto)

Rahasia berikutnya ada pada pendampingnya, yaitu kuah gulai ringan. Walaupun bumbu sate klathak minimalis, kuah gulai membantu mengikat rasa gurih dan menambah kedalaman sensasi makan. Kuah gurih ini biasanya terbuat dari santan ringan dan rempah dasar.

Cukup siram sedikit kuah di atas nasi atau daging sate saat penyajian. Kombinasi tekstur daging, gurih rempah, dan kuah santan tipis akan menciptakan rasa yang harmoni. Ini adalah alasan mengapa sate klathak berbeda dari sate biasa.

Sudah siap mencoba dapur ala Yogyakarta di rumah? Siapkan bahan-bahannya, panggang pelan sambil menikmati aromanya, dan buat siapa pun penasaran dengan rahasia gurihnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorInaf Mei